Prolog

563 31 21
                                    

Seorang pemuda yang bermata gold itu kini sedang membaca bukunya. Ya, itu novel kesukaan nya namun tiba tiba...

Perutnya berbunyi. Lelaki itu baru sadar bahwa dia belum makan sejak tadi. Dia keluar dari kamarnya lalu berjalan kearah dapur dan membuka isi kulkas, namun sayang nya isi kulkas itu kosong.

"Yahh.. kosong lagi, udah malam, masa gw harus keluar sih? Malas banget." Lelaki itu kembali bete dengan isi kulkas nya. Lupa membeli perlengkapan bulanan tadi siang dan sekarang baru ingat sedangkan ini sudah malam, tak mungkin membeli perlengkapan sekarang kan?

"Ck, yaudah lah, terpaksa beli diluar, moga ada yang buka." Lelaki itu mengambil jaketnya dan pergi keluar rumah. Udara diluar terbilang dingin karena hujan lebat.

Lelaki itu bernama Tanah, nama aslinya Tarendra Anara Nahfanda, siapa yang memberi panggilan nya Tanah? Tentu saja kakak keduanya yang paling kocak yang sering dipanggil angin, nama aslinya Andara Nginfanda.

Lelaki itu kembar 7 bersaudara dan dia anak ketiga, dia punya 2 kakak dan punya 4 adik. Masing masing dari mereka memiliki nama nama yang unik dan panggilan yang unik juga, lebuh tepatnya kocak. Semua itu berasal dari ayah mereka bernama Amato, seakan mendapatkan karma, karena Amato sering meledek nama anak anak nya akhirnya dia juga mendapatkan panggilan yaitu Tomato/Tomat.

Untung nya, didepan komplek perumahan yang Tanah tinggali masih ada gerobak Nasgor yang masih buka.

"Mang kek biasa yak satu," sapa lelaki itu, yang dimaksud adalah nasgor kecap ga pake cabe tanpa tomat dan timun dan dibalas anggukan oleh Mang Joko sang penjual nasgor tersebut.

Dia mencari kursi kosong dan membuka hp nya berharap ada yang menghibur dari hp itu sembari menunggu Mang Joko nyiapin pesenan nya.

"Oi Nah, tumben beli biasanya masak," sapa seseorang dibelakang Tanah, lelaki itu memakai kacamata, bertama merah maroon paling gelap dengan rambut nya yang hitam keunguan.

"Eh Fang, beli nasgor juga lu." Lelaki yang disapa itu sontak menoleh dan menyapa balik. Fang berjalan kearah kursi disamping Tanah untuk mengobrol, mereka ada teman dekat,4 tahun mereka bersama semenjak Tanah memilih berdikari ke KL (Kuala Lumpur)

"Kagak, gw beli roti bakar tuh, Bang Kaizo minta tadi," jawab Fang sambil menunjuk gerobak roti bakar yang berada disamping gerobak nasgor pesanannya Tanah, kebetulan sekali mereka bertemu

"Hah? Bang kaizo? Ngapain tu orang ngidam? Mana roti bakar lagi ngidam nya."

"Iya tuh aneh bener tu orang padahal ada motor sendiri gw mulu yang disuruh."

"Ya yang sabar ajalah, untung lo ketemu gw."

"Iye dah ye, eh, bentar.. kek nya da yang habis gajian nih." Fang memasang muka licik nya kearah Tanah. Dan Tanah membalas dengan muka bangga.

"Oh jelass nama nya awal bulan tentu gw baru cair tadi siang."

"Wanjayy berapaan tuch~"

"Yaa cuman 5 juta, 4 jutanya cukuplah buat listrik, air, gas tanah, dan stok makanan sebulan, 1 jutanya gw sisain buat jajan dan jaga jaga kalo ada biaya mendadak, belum lagi gw pake AC." ya itulah susahnya berdikari, harus bisa mengatur semuanya sendiri dan yang paling susah HEMAT.

Transmigrated To Become A PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang