4. Namun, Ternyata Aku Salah

1.8K 324 14
                                    







Hati Ellaine seperti ditusuk-tusuk. Ia adalah pihak yang terluka di sini, tapi ia jugalah yang diminta untuk mengubah sikapnya.

Apakah    yang telah dia lakukan selama bertahun-tahun ini tidak cukup? Ia  telah   begitu banyak mengalah tanpa mengeluh, tapi hanya dengan sedikit   keluhan  darinya, Aaric sudah berkata untuk memikirkan ulang rencana   pernikahan  mereka yang telah disepakati tahun depan? Bukankah itu   terlalu  berlebihan?

Krystal  kembali setelah melihat Aaric   meninggalkan Ellaine, dari raut wajah  keduanya ketika berpisah, mereka   tampaknya tidak memiliki akhir yang  baik dari percakapan barusan.

"Aku akan ke toilet." Ellaine tidak tahan, ia ingin menenangkan hatinya sejenak.

"Ya."

Ellaine    pergi menuju ke toilet, sampai di sana wanita itu berdiri di depan    cermin. Bohong jika ia tidak ingin menangis sekarang. Perasaannya selama    lebih dari delapan tahun ini tampaknya tidak begitu berharga di mata    Aaric.

Dan yang  lebih membuatnya sakit adalah kenyataan bahwa  ia  tidak ingin hubungannya  dengan Aaric berakhir. Akan tetapi,   kekecewaannya yang sudah terlalu  banyak juga tidak bisa ia abaikan.   Dadanya sesak sekarang, harus sampai  kapan ia menerima kenyataan bahwa   ada wanita lain yang sangat  diperhatikan oleh tunangannya.

Apa    yang harus ia lakukan sekarang? Bertahan sakit berpisah pun sulit. Ia    telah menjadikan Aaric sebagai pusat dunianya selama lebih dari  delapan   tahun ini, jika ia memutuskan hubungannya dengan Aaric maka  sebagian   dari hidupnya akan hilang. Akan sulit untuk menata hatinya  kembali.

Ia   tidak akan kekurangan laki-laki jika hubungannya  dengan Aaric  berakhir.  Nyatanya ia memiliki wajah yang nyaris  sempurna, dan ia  adalah pewaris  dari keluarga old money yang cukup  berkuasa di negara  ini, tapi yang  menjadi masalah di sini adalah bahwa  dirinya memiliki  kepribadian yang  sulit menerima orang lain.

Dahulu   ketika ia  melihat Aaric, ia telah memutuskan bahwa Aaric akan menjadi   miliknya.  Oleh sebab itu ia mengejar Aaric meski sebenarnya ia mampu   mendapatkan  pria lain yang setara dengan Aaric. Hanya saja, dia tidak   tertarik  dengan pria mana pun kecuali Aaric.

Pintu  toilet  terbuka,  Ellaine tidak begitu peduli pada siapa yang masuk.  Wanita  yang hendak  menangis itu segera menutup matanya, menahan agar air   matanya tidak  jatuh dan membuatnya tampak lemah.

Ia telah dibesarkan untuk menjadi penerus yang tangguh, oleh sebab itu ia tidak boleh menangis.

"Lebih    baik kau mundur, Ellaine." Suara sombong itu membuat Ellaine menoleh   ke  samping. Rupanya yang baru saja masuk tadi adalah Shanon.

"Apakah sekarang kau sedang menunjukan wajah aslimu, Shanon?"

"Ellaine,    berhentilah menjadi wanita bodoh yang membodohi dirimu sendiri. Kau    pasti tahu bahwa Aaric jauh lebih peduli padaku daripada dirimu. Lebih    baik kau sadar diri dan lepaskan Aaric.

Sampai saat ini Aaric masih mempertahankan hubungan denganmu hanya karena dia kasihan padamu." Shanon menatap Ellaine sinis.

"Shanon, apakah kau pikir aku akan terpengaruh oleh kata-kata wanita sepertimu?"

"Tampaknya    daripada mengakhiri dengan mempertahankan harga dirimu, kau lebih  suka   dibuang oleh Aaric. Baiklah, aku sudah menasehatimu, tapi kau  cukup   keras kepala. Tidak ada pilihan lain, aku hanya akan membuat  Aaric   mencampakanmu." Shanon tampak sangat percaya diri ketika ia    mengatakannya.

Suasana hati Ellaine sudah tidak bagus, sekarang ditambah dengan pertikaiannya dengan Shanon membuatnya jadi semakin buruk.

"Ellaine,    kau akan melihat dengan mata kepalamu sendiri bahwa Aaric jauh lebih    menyayangiku daripada dirimu, tunangannya." Senyum licik tampak di  wajah   Shanon.

Affair With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang