25. Melibatkan Perasaan

1.3K 296 9
                                    




Kylian terjaga saat ia merasakan panas  di dadanya. Pria itu mengalihkan pandangannya ke Ellaine. Ia mengarahkan  tangannya ke kening Ellaine dan ia menemukan Ellaine sedang demam.

Sekali lagi Kylian menghubungi Noora untuk  mendapatkan bantuan dari wanita itu.

"Kylian, apakah kau tidak tahu jam berapa sekarang? Aku baru saja tidur, Sialan!"  Noora mengumpat karena ia benar-benar mengantuk. Ia sangat sibuk  seharian ini, dan baru menyelesaikan pekerjaannya sebagai dokter dua jam  lalu.

Ia lelah dan mengantuk, ia bahkan tidak mengganti  pakaiannya terlebih dahulu dan langsung tidur. Sekarang Kylian  mengganggunya, ia benar-benar kesal.

"Apa yang harus dilakukan untuk menangani seseorang yang sedang demam?"

"Kau menghubungiku hanya untuk menanyakan tentang hal ini? Kylian, kau pikir aku benar-benar menganggur, ya?"

"Daripada mengomel, lebih baik kau membertahuku, Noora. Dengan begitu kau bisa tidur kembali."

Noora  ingin sekali memaki Kylian lebih banyak, tapi itu akan menghabiskan  energinya. Bajingan Kylian ini terus saja mengganggunya untuk hal-hal  sepele. "Kompres dengan air hangat, beri obat penurun panas, mandikan  air hangat, minum lebih banyak air agar tidak dehidrasi. Jika demamnya  masih tidak turun maka sebaiknya kau bawa dia ke rumah sakit."

"Kau sangat membantu, aku tutup panggilannya."

Di  seberang sana Noora kembali memaki Kylian, pria itu bahkan tidak  mengucapkan terima kasih padanya. Jika saja Noora sudah beristirahat  dengan cukup makai a pasti akan memaki Kylian lebih banyak lagi, tapi  saat ini rasa ngantuk mengalahkan segalanya. Ia kembali melanjutkan  tidurnya.

Di penthouse Ellaine, Kylian mulai mengompres Ellaine dengan air hangat.

Ellaine membuka matanya. "Apa yang sedang kau lakukan?"

"Kau demam." Kylian menempelkan handuk hangat ke kening Ellaine. "Di mana kau menyimpan obat penurun demam?"

"Di sana!" Ellaine menunjuk arah tempat penyimpan obat.

Kylian  segera bangkit, ia mengambil obat penurun demam dan kembali ke sisi  Ellaine. Ia membantu Ellaine duduk lalu kemudian memberikan obat pada  Ellaine.

Ellaine tidak rewel, ia minum obat pahit itu dengan satu kali tegukan.

"Tidurlah lagi." Kylian membujuk pelan.

"Baik."

Ellaine kembali memejamkan matanya, sedangkan Kylian masih menjaga Ellaine yang sakit.

Pagi harinya suhu tubuh Ellaine tidak terlalu panas lagi. Kylian merasa lega.

"Apakah kau merasa lebih baik?" tanya Kylian, ia menatap wajah pucat Ellaine.

Panas di tubuh Ellaine memang sudah turun, tapi saat ini ia merasa tidak  bertenaga. "Aku merasa tidak nyaman dan lemah."

"Kau akan merasa lebih baik setelah beristirahat selama beberapa saat. Sebaiknya kau tidak pergi bekerja hari ini."

Ellaine  tidak mungkin memaksakan diri untuk bekerja, ia telah begitu keras pada  dirinya sendiri dalam satu minggu ini jadi sangat wajar jika ia demam  dan kelelahan.

"Aku mengerti."

"Kalau begitu aku akan  menyiapkan air mandianmu." Kylian meninggalkan Ellaine, setelah demam  tubuh Ellaine pasti lengket, jadi itu pasti menyebabkan rasa tidak  nyaman yang dirasakan oleh Ellaine.

Bak mandi telah diisi oleh  Kylian, pria itu kemudian kembali ke kamar. Ia membawa Ellaine ke kamar  mandi, membuka pakaian Ellaine lalu kemudian meletakan Ellaine di dalam  bak.

Affair With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang