29. Siapa Wanita Itu?

1.2K 312 13
                                    







Keesokan harinya Aaric mendatangi perusahaan Ellaine.

"Apa yang ingin kau katakan?"

"Ellaine, dengarkan aku baik-baik, caramu untuk membuat Ibuku membenci Shanon benar-benar membuatku semakin kecewa padamu."

Ellaine  mengerutkan keningnya, tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Aaric. Ia  mencoba mengurai kalimat yang diucapkan oleh Aaric tadi dan dia  mendapatkan kesimpulannya. Sepertinya Shanon menciptakan kesalahpahaman  lagi dan kali ini melibatkan Adeline.

Ia masih ingat bahwa Shanon berkata bisa membuat Aaric membenci Adeline karena telah menyakiti Shanon.

"Kau  berpikir dengan cara seperti ini kau bisa kembali padaku. Ellaine,  permasalahan yang terjadi di antara kita bukan karena Shanon, tapi  karena sikapmu sendiri. Kau seharusnya belajar dari kejadian di masa  lalu dan merenungkannya, tapi sayangnya kau menjadi semakin licik.

Jangan pernah menyakiti Shanon lagi, apapun cara yang kau gunakan hubungan kita tidak akan pernah kembali seperti dulu lagi."

Setelah  mendengar kalimat panjang itu Ellaine tersenyum geli. "Aaric, aku tidak  tahu dari mana kau mendapatkan pemikiran bahwa aku ingin kembali  padamu, tapi aku harus mengatakan dengan jelas padamu bahwa aku tidak  melakukan semua yang kau tuduhkan padaku.

Jika Bibi membenci  Shanon itu karena Shanon sendiri, Bibi telah melihat wajah asli Shanon  yang licik itu sebabnya dia tidak menyukai Shanon."

"Tidak usah  mengelak, Ellaine. Aku telah sangat salah menilai dirimu. Kau bisa  melakukan apa saja untuk menyakiti Shanon bahkan dengan memanfaatkan  kasih sayang ibuku terhadapmu."

Ellaine tidak ingin melanjutkan  pembicaraan dengan Aaric, karena meski ia bicara sampai mulutnya berbusa  sekali pun, Aaric masih akan tetap berpikir bahwa ia jahat. Menjelaskan  pada Aaric tentang situasinya sama saja seperti memberi tahu pada lalat  bahwa bunga lebih wangi dari kotoran.

"Jika hanya itu saja yang  ingin kau  bicarakan maka aku tidak ingin melanjutkannya lagi. Kau tahu  pintu keluarnya di mana." Ellaine bersikap dingin.

"Ellaine, aku masih menghargai hubungan kita di masa lalu, jadi jangan  melangkahi batasanku."

"Apa  yang bisa kau lakukan jika aku melangkahi batasanku, Aaric? Kau akan  menghancurkanku demi Shanon? Apakah kau memiliki kekuatan itu? Aaric,  aku juga bukan wanita lemah. Aku bisa bertarung denganmu sampai akhir  jika kau menginginkannya." Ellaine terlalu tinggi untuk terus diremehkan  oleh Aaric.

"Aku akan melakukannya jika memang diperlukan."

Ellaine tidak tahan lagi. "Keluar!"

Aaric menatap Ellaine dengan tatapan tajam sebelum akhirnya ia berbalik dan hendak pergi.

Ellaine  melupakan sesuatu, ia berdiri dan mengejar Aari. "Dengarkan ini jika  kau memiliki waktu luang. Aku harap setelah ini matamu yang buta akan  mendapatkan penglihatannya kembali."

Ia menyerahkan pulpen berisi rekaman percakapannya antara Shanon pada Aaric.

Aaric  melihat pulpen di tangannya, ia pikir mungkin ini adalah salah satu  trik licik Ellaine lagi, tapi meski berpikir seperti itu ia tidak  membuang pulpen itu dan membawanya pergi bersamanya.

Ellaine kembali ke tempat duduknya, ketenangannya terganggu karena Aaric.

Ia benar-benar membenci kenyataan bahwa Aaric begitu peduli dengan Shanon.

Ponsel Ellaine berdering, ia meraih ponsel yang ia letakan di meja lalu kemudian menjawab panggilan dari Krystal.

"Ya, Krystal."

Affair With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang