38

1.3K 319 15
                                    

38. Pergi Terlalu Jauh

"Apa yang terjadi pada Aaric? Kenapa ia sampai masuk rumah sakit?" Ellaine bertanya pada Jared dengan wajah khawatir.

Jared menceritakan apa yang terjadi pada Ellaine.

Wajah Ellaine kini terlihat suram. "Shanon benar-benar sakit jiwa!"

Ia tidak marah pada Aaric karena menemui Shanon, ia yakin Aaric memiliki alasannya sendiri. Dengan Aaric yang lebih memilih untuk melarikan diri daripada memberikan apa yang diinginkan oleh Shanon, ia tidak akan mempermasalahkan hal itu.

Ellaine memperhatikan wajah Aaric yang memerah. Aaric pasti sangat tersiksa karena obat perangsang yang bekerja di tubuhnya.

Sementara itu di apartemennya, Shanon telah menarik pria acak untuk mengatasi rasa tersiksa di tubuhnya. Ia mengejar Aaric tadi, tapi ia terlambat dan Aaric sudah masuk ke dalam lift.

Obat yang sudah bekerja membuatnya kehilangan rasionalitasnya. Ia minum lebih banyak dari Aaric tadi, jadi efeknya jelas lebih besar.

Sekarang ia sedang terbang ke langit, tapi nanti setelah sadar Shanon pasti akan merasa seperti ia terjun ke neraka.

Waktu berlalu, Shanon kini terlelap tanpa mengenakan apapun bersama dengan pria asing.

Di rumah sakit, Aaric sudah jauh lebih baik. Saat ini pria itu sudah membuka matanya.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Ellaine.

"Sudah lebih baik," balas Aaric. "Ell, aku minta maaf karena aku masih menemui Shanon. Semalam dia memintaku untuk menemaninya, aku ingin melihat tri kapa lagi yang dia mainkan, jadi aku datang. Aku tidak menyangka jika dia akan begitu gila memasukan obat perangsang ke dalam minumanku."

"Aku memaafkanmu. Aku senang kau tidak masuk ke dalam jebakan Shanon."

Aaric menggenggam tangan Ellaine, rasa bersalah itu datang lagi. Ia telah menyakiti Ellaine karena wanita seperti Shanon.

"Ell, aku minta maaf sekali lagi. Aku telah menyakitimu karena Shanon."

"Aku memaafkanmu, tidak perlu membahas masa lalu lagi, Aaric. Yang terpenting saat ini kau sudah melihat wajah asli Shanon."

Aaric benar-benar bersyukur karena Ellaine memiliki hati yang luas. Ia tidak tahu seperti apa hidupnya jika Ellaine tidak mau memaafkannya.

**

Kylian telah berada di bandara, hari ini ia akan meninggalkan New York dan pergi ke kota yang berbeda benua dengan New York.

"Kabari aku setelah kau sampai di sana." Axelion mengantar Kylian.

"Ya. Aku pergi."

Axelion menarik Kylian ke dalam pelukannya. "Jaga dirimu baik-baik di sana."

"Axelion, aku benar-benar merasa mual mendengarnya."

Axelion menghela napas. Ini adalah pertama kalinya ia berpisah dengan Kylian sangat jauh untuk waktu yang lama. Biasanya ia memang pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, tapi itu tidak terlalu lama.

Ia sering menghabiskan akhir pekannya dengan Kylian, ke depannya itu tidak akan sama lagi.

"Aku benar-benar seperti seorang wanita yang akan melepas kekasihnya bekerja jauh, menjalani hubungan jarak jauh yang akan terasa menyedihkan."

"Sudahlah, aku pergi." Kylian tidak ingin mendengar omong kosong Axelion lagi. Ia berbalik, menyeret kopernya lalu melambaikan tangannya tanpa melihat ke belakang.

Ia tidak hanya sedang melambaikan tangan untuk Axelion, tapi untuk kenangannya bersama Ellaine.

Kylian bukannya tidak ingin memperjuangkan perasaannya, tapi ia tahu bahwa meski ia berjuang sekali pun ia tidak akan bisa memenangkan hati Ellaine.

Affair With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang