Subuh pun menjelang, aldery bangun terlebih dahulu, kepalanya masih sedikit pusing karena efek wine semalam. aldery melihat ke sebelahnya, wanita yang dia cintai masih tertidur pulas disampingnya dalam pelukannya.
Aldery mengelus lembut pipi mulus wanitanya itu dan tersadar, pipinya sedikit merah seperti bekas pukulan.
elusan aldery membuat arsyafa terbangun dari tidurnya.
"kamu udah lama bangun?" tanya arsyafa.
"baru aja. pipi kamu kenapa merah? kemarin sebelum aku pergi masih baik-baik aja" tanya aldery.
arsyafa tersenyum tipis sambil mengelus pipinya yang merah itu sebelum akhirnya menjawab aldery, "bahkan masih terasa panas al" jawabnya.
"perbuatan nala kah? nala nampar kamu?" tanya aldery serius.
"siapa yang ada disini semalam selain aku dan pacar baru kamu itu" jawab arsyafa.
"shit, berani banget dia"
"udahlah biarin aja, salah aku juga. udah ya, jangan dibahas. kamu mandi sana, sholat subuh, aku juga mau sholat subuh terus bikin sarapan." ujar arsyafa.
"yaudah.... oh ya, hari ini ayah, bunda dan si pelakor itu mau datang kesini"
"ah, gitu ya. aku bakal ke apart malam ini"
"selesai ngampus nanti aku juga ke apart kamu, temenin kamu sampai bobo"
arsyafa hanya menggangguk dan tersenyum.
matahari pun terbit, kini keduanya sudah berada dimeja makan dengan sarapan didepan mereka.
"nala mana? belum bangun?" tanya aldery.
"udah kok tadi, bentar aku panggil"
arsyafa pun beranjak dari meja makan menuju kamar tamu untuk memanggil danala.
"dicariin al tuh, sarapan" ucap arsyafa dengan nada dingin.
akhirnya mereka bertiga ngumpul di meja makan arsyafa duduk dihadapan aldery, sementara danala duduk disisi kanan arsyafa dan sisi kiri aldery.
"kalian berdua tuh para pacar aldery, harus akur selama seminggu ini. sya, kamu jangan terlalu dingin ke nala. dan nala, kamu jaga sikapmu ke syafa, jangan kamu apa-apakan dia." ujar aldery.
"aku hilang nafsu makan" ucap arsyafa singkat dan langsung meninggalkan meja makan.
"jangan digubris la, lanjut aja makannya" ujar aldery, ia malah merasa serba salah sekarang.
Sekarang sudah pukul 8.35 pagi, mereka bersiap pergi ke kampus. keduanya pergi ke kampus bersama dengan mobil merah aldery seperti biasa, sementara danala pergi sendiri dengan motornya.
setelah selesai ngampus, seperti yang direncanakan di awal, hari ini arsyafa akan pulang ke apart karena orang tua aldery akan datang.
On WhatsApp
kata al, lo jangan kemana-mana. kunci pintunya sampe ayah, bunda, dateng - arsyafa, 5.38.
tanyain ka al jam berapa pulang, aku mau keluar sama temenku -danala, 5.40
cerewet banget sih lo, abis magrib al pulang. lagian al bilang jangan kemana-mana, lo ngga paham kah? - arsyafa, 5.46.
kata al, ayah, bunda ngga jadi dateng, al bakal nginap disini. dan satu lagi, bentar lagi ka camel datang, pesan al, lo disuruh masuk ke kamar utama dan ambil paperbag warna biru diatas meja, kasihin ke ka camel, jangan biarin orang lain masuk, jangan lupa kunci lagi pintu kamarnya. - arsyafa, 5.69.
"ayy, kayaknya nala pergi bareng camela, namira sama kazlya deh" ujar arsyafa yang kini sedang bermain hp sambil berbaring dipangkuan aldery yang sedang menonton TV.
"yaudah biarin aja, nanti aku jemput." ujar aldery.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidakpastian Takdir [On Going]
Romance"aku cinta sama kamu." - galio. "Maaf, benteng kita terlalu tinggi" - Arsyafa. "Syafa itu cuma simpanan! pelakor!" - Namira. "kamu harus belajar lepasin al, dia udah jadi suami orang" - zavier. "aku bakal nikahin kamu, jadiin kamu istri kedua ku, sy...