09. Orang Tua Aldery

31 1 0
                                    

Esok hari tiba, hari ini ayah, bunda, dan mama tiri aldery datang mengunjungi putra semata wayang mereka yang tinggal di bali.

Seperti biasa, arsyafa tidak akan tau apapun jika ketiga orang tua aldery datang, karena dia disembunyikan dari orang tuanya, tapi kali ini sedikit berbeda karena ada danala yang memberikan info kepada arsyafa.

Dan seperti biasanya juga, pasti akan terjadi keributan setiap kali keempatnya bertemu. kali ini keributannya sangat parah.

al keluar dari kamar utama dengan amarah yang memuncak sambil membanting pintu.

"lo pergi dari rumah gue" titah aldery pada raya, ibu tirinya.

"al, cukup! kamu keterlaluan, dia mama kamu!" ucap ayahnya.

Danala hanya mendengar keributan tersebut dari dalam kamar tamu.

"mama aku cuma bunda yah, bunda zala! sementara dia, cuma pelakor!"

keributan masih terus berlanjut, hingga akhirnya danala mendengar suara motor, yang berarti aldery pergi dari rumah.

Malam hari tiba, ketiga orang tua aldery sudah pergi, kini tinggal danala sendiri dirumah, sementara arsyafa masih di kampus dengan kelas malamnya, dan aldery masih belum kembali sejak siang tadi.

Keduanya masih saling kabar mengabari, karena aldery tidak membawa hp nya, arsyafa jadi sulit untuk menghubunginya.

On WhatsApp

ka al udah pulang ka - danala, 7.58
sama ka mira
shit! ka al mabuk ka

jangan biarin namira masuk la -arsyafa, 8.00
ini gue udah selesai dan pulang sekarang.

ngga bisa ka, mereka udah masuk kamar, ka mira dorong aku dan kunci pintunya dari dalam, shit! - danala, 8.01.

"Anjing! namira kurang ajar!" ujar arsyafa yang kesal.

arsyafa langsung bergegas pulang dan tiba dirumah, dia langsung mengambil kunci candangan dan menerobos masuk kedalam kamar, terlihat namira sudah naked, dan aldery hanya tinggal dalaman saja.

kaget karena diterobos, namira langsung mengambil seutas kain diatas kasur untuk menutupi dirinya. sementara danala menutupi aldery yang sudah tidak terkontrol dengan selimut.

arsyafa yang emosi langsung menampar keras pipi mulus namira.

"lo tau dia pacar gue kan?!" ujar arsyafa.

"haha, dan lo juga tau dia suami orang!"

arsyafa terdiam membisu, reaksinya itu membuat namira cukup puas, ia tertawa puas meledek arsyafa.

"gue udah puas" ujar namira sambil memakai kembali bajunya.

"tuh liat, ulah cowo lo" lanjutnya sambil menunjuk ke arah kasur yang basah.

emosi arsyafa kembali memuncak, dia kembali menampar pipi namira dengan keras.

"pergi lo dari sini" titah arsyafa.

"dengan senang hati tanpa lo suruh" jawab namira dan langsung bergegas pergi.

"lo juga pergi la, gue yang bakal ngurus al" ujar arsyafa dan danala langsung pergi tanpa menggubris sepatah kata pun.

"sayang, ini aku syafa pacar kamu" ucap arsyafa.

mereka sudah tinggal berdua sekarang dikamar itu, dan tak lupa pintu yang sudah terkunci.

"iyaa kamu syafa pacar kesayangan aku"

"tadi kamu ngapain aja sama namira? punya kamu masuk ke tempat dia kah?"

"ngga masuk, tadi dia tumpahin wine di dadanya, terus suruh aku jilat. aku jilat, terus tangan aku dia tuntun ke punya dia, dia suruh mainin sampe dia keluar"

sakit rasanya mendengar jawaban dari aldery, ingin menyalahkan aldery tapi keadaannya dia sedang mabuk.

"yaudah, ayo tidur..." ujar arsyafa.

"iyaa ayoo sini sayangg, aku mau kamu"

To Be Continued

Ketidakpastian Takdir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang