05. Kagum

33 3 0
                                    

Kelopak mata yang terpejam itu perlahan membuka matanya, arsyafa terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya sudah berada di kamar hotel. dia melihat jam dinding dan ternyata sudah pukul 3 pagi, dia juga mendapati galio yang tertidur di sofa.

Dia beranjak dari tempat empuk itu dan masuk ke kamar mandi, dia berwudhu lalu menatap dirinya di kaca, matanya bengkak karena nangisnya. arsyafa mengusap wajahnya dan keluar kamar mandi lalu mengambil mukenah dan melakukan sholat malam.

Dalam sujudnya, arsyafa tidak bisa menahan tangisnya, ia terisak sampai tidak sadar isakannya membangunkan galio dari tidurnya.

arsyafa bangun dari sujud terakhirnya dan melakukan tahiyat akhir lalu salam.

arsyafa masih tidak menyadari galio yang sudah terbangun, ia mengusap wajahnya dan lanjut menangis, tangan yang berlapis mukenah itu menutupi wajahnya, air matanya bahkan membasahi mukenahnya.

setelah puas dengan tangisnya dan galio yang memperhatikan gadis itu sedari tadi merasa bahwa gadis itu sudah selesai langsung menghampirinya.

"are you okey?" tanya galio.

arsyafa hanya tersenyum dan menggangguk.

"kamu sudah selesai? boleh aku sentuh?" tanya galio lagi.

"sudah" jawab arsyafa sambil ingin melepas mukenah yang masih menempel itu tapi ditahan oleh galio.

"kamu cantik kayak gini" ucap galio.

galio menyeka sisa air mata di pipi arsyafa dan lanjut memeluknya.

"maaf ya, tangisanku membuat kamu terbangun" ujar arsyafa.

"it's okey"

selesai berpelukan, arsyafa melepaskan mukenahnya dan merapihkannya.

"kok kamu tau aku nginap disini?" tanya arsyafa.

"ah iya, aku lihat dalam tas kamu ada cardlock hotel ini, jadi aku pikir kamu nginap disini. maaf aku lancang geledah tas kamu tanpa izin" jelas galio.

"nggapapa kok, makasih ya udah antarin aku, maaf ngerepotin"

"ngga ngerepotin kok. kalo next time kejadian seperti ini lagi, maaf kalo aku bakal geledah tas kamu lagi tanpa izin. aku berani geledah tas kamu tanpa izin, tapi aku ngga akan geledah tubuh kamu tanpa izin" ujar galio.

Mendengar ucapan pria itu, arsyafa terdiam sejenak, ia kagum dengan pria kristiani yang ada dihadapannya itu, cukup sopan dan menghargai dirinya.

"kamu ngga dicariin yang lain kah?" tanya arsyafa.

"ngga tau, aku ngga lihat hp daritadi. biarin aja lah, gausah dipikirin." jawab galio.

"ah, okey. kamu mau minum?" tanya arsyafa sambil menuju sebuah meja yang diatasnya terdapat sebotol wine.

"ngga cya, aku ngga melanggar aturan tuhanku, aku juga takut hilang kendali nanti. bisa membahayakan kamu" jawab galio.

Lagi-lagi arsyafa yang sedang menuang wine dibuat terdiam dengan jawaban galio. Setelah menuangkan wine itu ke gelas, ia langsung meminumnya dalam sekali teguk, lalu menuangkannya lagi.

saat ingin meneguk lagi, tangan mungil itu ditahan oleh sebuah tangan kekar, dan tangan kekar itu mengambil gelas berisikan wine yang berada dalam genggaman Arsyafa.

"cukup cya, nanti kamu mabuk trus sakit" ujar pria itu.

galio meletakkan gelas berisi wine itu di meja.

"ini juga sudah jam 4, sebentar lagi subuh, kamu harus sholat kan? gimana kamu bisa sholat subuh nanti kalo kamu banyak minum dan mabuk?" lanjut galio.

Arsyafa benar-benar dibuat terdiam dengan ucapan pria yang dihadapannya itu. bagaimana bisa seorang non-muslim mengatakan hal itu, ia benar-benar kagum dengan pria itu.

To Be Continued

Ketidakpastian Takdir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang