10. Penengah

29 1 0
                                    

Pagi hari tiba, Arsyafa keluar dari kamar ingin membuat sarapan, dan melihat danala tidak ada di kamarnya.

"aayy, nala ngga ada di kamarnya" ujar arsyafa pada Aldery.

"masa sih? mandi kali"

"ngga ada sayangku, motornya juga ngga ada tuh"

"masa iya ke kampus pagi-pagi banget gini"

arsyafa mengambil ponselnya dan membuka Whatsapp, dan benar saja, ada pesan dari danala pukul 9 tadi malam.

"aku nginap dirumah temenku ya ka malam ini" isi pesan dari danala.

"dia nginap di rumah temennya, sayang" ujar arsyafa.

"oh ya? shit, kenapa dia ngga izin ke aku sih.. mama nya titipi dia ke aku dia nya malah gini" oceh aldery.

"aku jemput dia dulu ya" izin aldery, namun wajah arsyafa sudah berubah saja menjadi cemberut tanda cemburu.

"jangan cemburu, aku udah anggap dia kayak adikku sendiri. kalo dia kenapa-napa, aku juga ntar yang ngga enak sama mamahnya" ucap aldery dan mencium pipi pacarnya itu.

"yaudah, hati-hati...."

Aldery pun berangkat menjemput danala, setengah jam berlangsung, ia pun kembali dengan danala.

"aku ngga marah kamu mau kemana pun la, tapi at least izin ke aku, aku marah karena kamu ngga izin. masuk sana" ujar aldery saat memasuki pintu bersama danala.

"ada apa sih al, marah-marah gini" - arsyafa.

"bilangin ka sama pacarmu, gimana aku bisa izin semalam, toh dia nya mabuk" - Danala.

"ya lagian kenapa harus pergi coba? mama kamu suruh aku jagain kamu, kalo kamu kenapa-napa gimana la?" - Aldery.

"nah iya tuh, bener apa kata al" - Arsyafa.

"bilangin, aku dah gede, ngga bakal kenapa-napa. lagian kalian semalam enak-enak, aku nya kayak nyamuk" - Danala.

"ngga ada yang suruh kamu jadi nyamuk nala. apa? kamu mau join kah? ayo sini, aku bikin kamu enak juga kayak syafa semalam" - Aldery.

"dih, aku kasih racun kamu" - arsyafa.

"canda babe... udah sana masuk kamar nala, atau beneran mau kah?" - aldery.

"nggaaaa!! ihhh, takut banget, dasar om om pedo" - Danala.

"yaudah makanya sama masuk, jangan keluar tanpa izin aku" - aldery.

danala masuk ke kamarnya, lalu aldery mengunci kamarnya dari luar.

To Be Continued

Ketidakpastian Takdir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang