07. Malam menyakitkan.

72 3 0
                                    

"okey aku minta maaf, tapi aku ngga bisa tinggalin nala sekarang, dia butuh aku, dia baru aja di tinggal papa nya, dia alami apa yang aku alami dulu, kamu tau kan gimana rasanya" ujar aldery.

kini aldery dan arsyafa sudah berada dirumah, dan perdebatan masih saja berlanjut antara keduanya.

"dan aku mau minta izin sama kamu, aku mau bawa dia kesini, nginap disini karena mama nya harus keluar kota dan dia dititipi ke aku" lanjut aldery.

"no.." jawab arsyafa singkat.

"sayangg... ayolah, ya? dia tinggal sendiri dirumah, aku ngga tega" bujuk aldery.

"terserah" respon singkat arsyafa.

Danala sudah berada di rumah arsyafa dan aldery sekarang. Ia berdua dengan arsyafa saat ini, sementara aldery pergi party bersama teman-temannya.

"aku tau apa yang kaka bilang tadi, aku tau saat ini aku cuma pelampiasan. tapi ka, ka al udah milih aku, ngga bisa kah kaka lepasin dia dan biarin aku sama dia?" ujar danala.

"ngga... al tetap punya gue, lo cuma orang baru, harusnya lo yang pergi. atau lo mau jadi perebut? pantas aja bokap lo direbut cewe lain, kelakuan lo aja gini"

"ka sya!" teriak danala dilanjutkan dengan tamparan keras dipipi mulus arsyafa.

"lo terlalu berani la" ujar arsyafa.

"jaga mulut kamu ka! aku bukan perebut tapi ka al sendiri yang datang ke aku" jelas danala.

"kalo bukan perebut, silahkan tinggalin al dan pergi dari rumah ini sekarang!" tegas arsyafa.

Danala terdiam, lalu tidak lama, aldery pulang dengan motornya dalam keadaan mabuk.

arsyafa langsung menyambut aldery di depan pintu, membawanya ke kamar. danala ingin membantunya, tapi tangan danala yang menyentuh lengan kekar aldery langsung disingkirkan oleh arsyafa.

setelah membawa masuk aldery ke kamar, arsyafa keluar dan mengunci pintu utama, saat itu juga sudah malam, ditambah lagi keadaan aldery yang mabuk, dia harus menemani aldery sampai ketiduran dan tidak akan sempat mengunci pintu nantinya.

"mending lo masuk kamar tamu sana, siap-siap tidur, jangan disini, ntar lo denger sesuatu lagi dari kamar kita, gue ngga tanggungjawab kalo lo sakit" ujar arsyafa.

"sayangggg... ayoo sini kita lanjut minum" teriak aldery yang masih mabuk dari dalam kamar.

arsyafa langsung bergegas masuk ke dalam kamar utama, tak lupa ia mengunci pintu.

Keduanya hanya melanjutkan minum, sementara danala diluar, suara keduanya terdenger hingga keluar.

Terdengar keduanya sangat bersenang-senang, hati danala sangat sakit rasanya.

hingga tak lama, keadaan menjadi cukup senyap, yang hanya terdengar hanyalah suara kecupan dan desahan kecil.

"ahh syaaa....!"

itu teriakan terakhir aldery sampai akhirnya benar-benar senyap tak ada lagi suara, mendengar itu hati danala benar-benar sakit dan hancur, dia tidak mampu berkata-kata lagi, kakinya lemas dan tak berdaya. malam itu menjadi malam yang menyakitkan untuk danala.

To Be Continued

Ketidakpastian Takdir [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang