Spark X

120 15 14
                                    

-Back In Time-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Back In Time-

Setelah membolos bersama Vae di paruh awal jam pelajaran sekolah, Axe meminta jemput ayahnya untuk kembali ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah membolos bersama Vae di paruh awal jam pelajaran sekolah, Axe meminta jemput ayahnya untuk kembali ke rumah sakit. Dia merasa batuknya semakin parah dan sesak semakin memenuhi rongga dadanya. Gema pun heran kenapa Axe yang tadi pagi masih tampak baik-baik saja, mendadak drop pada siang harinya. Kemudian, sesudah mendapatkan penanganan, Axe yang merasa jauh lebih baik langsung tertidur begitu dokter memberinya obat.

Mengusap kepala putranya, Gema merasa prihatin pada kondisi Axe. Di tangannya, rambutnya Axe rontok lagi, setelah kemoterapi pertamanya yang dilakukan bulan lalu, dan seharusnya, besok adalah jadwal Axe memulai lagi terapi obat yang bisa memperlambat penyebaran sel kankernya. Tapi, melihatnya saat ini, dokter pasti akan menundanya. Sedih tentu saja, sebab, baru saja Gema melihat Axe yang bebas kini terkungkung oleh rasa sakit lagi.

Seharian itu, Gema tidak beranjak dari bangsal rawat Axe, hingga esoknya, Linda--ibu Axe--mengambil cuti dari pekerjaannya agar bisa menemai Axe yang masih belum menampakkan sakit yang dirasakannya berkurang. Bergantian, Gema dan Linda menjaga Axe sampai di hari keempatnya dirawat, dimana Axe perlahan pulih dan memulai kemoterapinya.

Kerontokan rambut akibat kemoterapi pertama ternyata sangat parah, sehingga Axe kembali memakai penutup kepalanya, agar kepalanya yang botak di berbagai sisi tidak terlihat.

Di tengah-tengah kemoterapi keduanya ini, Axe tampak sedang terlelap setelah muntah beberapa kali. Lalu, tak berapa lama, Axe merasakan genggaman lembut di tangannya. Perlahan, dia membuka matanya dan meski pandangannya belum terlalu jelas, dia tahu siapa yang kini ada bersamanya.

"Vae," gumam Axe lirih, terhalang masker oksigen. Tapi, meski begitu, Axe tahu jika Vae bisa mendengar panggilannya.

Axe menoleh dan balas menggenggam tangan Vae, sepasang mata kebiruan yang tampak layu menatap Vae penuh rindu, padahal baru beberapa hari mereka tidak bertemu.

"Hai," sapa Vae, suaranya yang lembut mengalun merdu. "Seperti kata kamu kemarin, kalau aku kangen, aku boleh jenguk kamu di sini." Vae mengangkat tangannya yang bebas untuk mengusap wajah Axe yang tidak terhalang masker oksigen. "Pas banget aku dateng di jam besuk, terus, tadi aku ketemu ibu kamu."

Axe Vae : You're My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang