Spark VIII

128 18 22
                                    

Ehem ehem yang udah nungguin buruan merapat!

Ehem ehem yang udah nungguin buruan merapat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Sweet, Worry and be Another Story-

Menginjak lantai bioskop, Vae menghentikan langkah dan mendongak pada Axe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Menginjak lantai bioskop, Vae menghentikan langkah dan mendongak pada Axe.

"Apa kita perlu beli cemilan?" Vae bertanya saat mencium aroma harum berondong jagung di konter cemilan sebelum masuk ruang teater. "Kalau pun nggak, nggak apa-apa sih. Tapi, aku mau beli minum dulu."

"Lebih asyik kalau ada cemilan, kan?” Axe kembali mengajak Vae berjalan melewati lantai yang berlapis karpet. “Kita beli saja, kalau nggak habis nanti kita bisa bawa pulang."

"Oke, aku yang traktir, kan kamu udah beli tiket nontonnya," Vae pun ikut mengantri di konter cemilan. "Em, sodanya kita ganti air mineral nggak apa-apa kan?"

"Iya, nggak apa-apa,” jawab Axe yang berdiri di belakang Vae. “Gue juga nggak mau entar kena marah Gery lagi.” 

Menilik jam di ponselnya, Axe yang tadi menunduk sekilas, menaikkan pandangannya. “Filmnya masih setengah jam lagi, lo udah makan belum?" 

"Kamu belum sarapan?"

"Udah sih. Tadi makan roti isinya Ans," kata Axe jujur. Dia memang merebut setengah dari roti isi yang Ans makan, sebab dia harus minum obat dan perutnya tidak boleh kosong. "Tapi, masih laper?" 

Vae menoleh pada Axe, tapi ini gilirannya untuk maju memesan cemilan di konter. Mendapati antrian yang semakin mengular di balik punggung Axe, Vae segera memesan setengah berondong manis juga asin serta dua botol air mineral. Setelah membayar, dia memeluk ember besar berondong lalu meminta tolong Axe membawakan botol airnya.

"Duduk dulu di bangku depan teater, yuk!" ajak Vae. "Kalau kamu masih laper, nanti abis nonton, mau makan dulu? Kamu harus buru-buru balik nggak?"

"Nggak kok, tenang aja. Gue tadi udah izin dokter." 

Duduk hening di samping Vae di bangku yang ada di depan teater, Axe akhirnya bersuara. "Vae,” panggilnya. “Maaf ya, waktu itu, aku bohong sama kamu. Sebenarnya aku pindah ke bangsal kanker." 

Axe Vae : You're My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang