Spark XIII

85 11 9
                                    

Halo??
Apa kabarnya kalian?
Ehe~

Apa ada yang masih mengikuti/menunggu kelanjutan Axe?

Tidak usah lama-lama ya, cus, let's dive in~

Tidak usah lama-lama ya, cus, let's dive in~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Brushes, Colors, and Tone-

Di penghujung minggu hari sekolah, setelah bel pulang berkumandang di seantero bangunan sekolah, Vae menyandang ranselnya dan berjalan paling akhir di belakang  orang-orang yang berhamburan keluar kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di penghujung minggu hari sekolah, setelah bel pulang berkumandang di seantero bangunan sekolah, Vae menyandang ranselnya dan berjalan paling akhir di belakang  orang-orang yang berhamburan keluar kelas.

Melangkah di koridor yang masih ramai, Vae rasakan ponsel yang tersimpan di saku rok seragamnya bergetar. Dia pun berhenti berjalan lalu melipir ke pinggir agar tidak menghalangi orang-orang di sekitarnya. Meski begitu, tetap saja, saat Vae hendak memeriksa pesan masuk yang datang dari Axe, salah satu dari gerombolan cewek populer sengaja menyenggol bahu kurus Vae dan tidak berkata apapun, mereka terus melenggang layaknya model catwalk di salah satu peragaan busana dunia sambil bergosip heboh.

Melirik bahu dan mengusapnya pelan, Vae mendongak, mengawasi cewek-cewek cantik yang semakin jauh itu. Dibandingkan peranan mereka, Vae memang bukan siapa-siapa di sekolah, meski begitu, tidak ingin mengambil hati sikap orang-orang lain padanya. 

Mengenyahkan pikiran dari apapun yang baru saja terjadi, Vae akhirnya membuka pesan dari Axe sambil bersandar di dinding koridor.

Seperti yang telah disepakati sebelumnya, ketika Axe sudah jauh lebih baik dan tampak lebih sehat, Vae akan menemaninya membeli peralatan serta cat untuk melukis.

Menarikan kedua ibu jarinya, Vae membalas pesan Axe dan akan menunggunya di bangunan depan. Setelah pesan terkirim, Vae menyimpan ponselnya lagi lalu melangkah pelan melewati koridor.

¤¤

Begitu mendapat pesan balasan dari Vae, Axe yang sedang membereskan buku-buku miliknya pun langsung tersenyum.  Meski kepalanya saat ini masih sedikit pusing sebab beberapa kali sempat mimisan tadi, tapi itu tidak mengurungkan tekadnya untuk pergi berkencan singkat bersama Vae. Dengan riang, dia melambai pada beberapa teman sekelasnya yang masih tersisa di kelas lalu melenggang keluar ruangan, berjalan mantap menghampiri Vae yang sudah menunggunya.  

Axe Vae : You're My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang