Spark XXI

105 10 4
                                    

NN says :

"Simple hug and cure big issues of life"

"Simple hug and cure big issues of life"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Sinking in The Space-

Duduk diam dalam badai yang sudah tenang namun ternyata terdapat badai susulan yang membuat perasaan kebas oleh sesal dan kesedihan, Stelle meremas jemarinya yang sejak tadi gemetar, menanti pintu ruangan dimana paramedis tengah menolong Vae sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duduk diam dalam badai yang sudah tenang namun ternyata terdapat badai susulan yang membuat perasaan kebas oleh sesal dan kesedihan, Stelle meremas jemarinya yang sejak tadi gemetar, menanti pintu ruangan dimana paramedis tengah menolong Vae sekarang. Di sampingnya, Pras pun tidak lebih cemas daripada istrinya. Dia terkejut saat mendapat telepon dari Pak Joe, apalagi ketika dia melihat pakaian Pak Joe yang bernoda darah milik Vae. 

“Maaf, Pak,” Pak Joe yang pertama kali membuka suara, duduk di seberang Stelle dan Pras. “Seharusnya, saya bisa menjaga Vae dan tetap mengantarnya ke sekolah, bukannya menuruti permintaannya yang malah–” 

“Pak Joe,” Pras mengukir senyum yang meski sulit ditunjukkannya di saat seperti ini dan menatap orang yang dia percaya yang sudah bertahun-tahun bekerja padanya. “Tidak ada yang patut untuk disalahkan, Pak. Pak Joe sudah melakukan apa yang bisa Pak Joe lakukan untuk Vae dan selalu menjaganya, yang mana, itu seharusnya tugas saya sebagai ayahnya. Tapi, saya malah membuat banyak kesulitan untuknya.” 

Mendengar kata-kata Pras, Stelle menggeser tubuhnya lebih dekat, meletakkan kepalanya di pundak suaminya. “Maaf,” bisik Stelle, suaranya bergetar. “Yang patut disalahkan adalah aku. Aku yang–” 

Pras mendekap istrinya, tidak membiarkan Stelle atau siapapun menyalahkan diri mereka karena sebuah kejadian di luar kendali mereka.

¤¤ 

Satu menit yang berjalan menjadi satu jam dan jam-jam berikutnya, orang-orang yang berada di kursi tunggu kini tampak semakin resah juga takut menanti pada ketidakpastian dan ketidaktahuan akan keadaan Vae di dalam sana.

“Pras,” suara Stelle terdengar lebih serak dan tercekat dari sebelumnya, mata hazelnya pun mulai berkaca-kaca untuk kesekian kalinya. “Sudah terlalu lama mereka di dalam sana. Bagaimana kalau Vae–” 

“Shh,” Pras mengusap lengan Stelle, mencoba menenangkannya, meski di benaknya, dia juga sangat khawatir dan takut. “Kita harus tetap percaya, jika Vae bukan anak yang lemah.” 

Axe Vae : You're My StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang