Axton--cowok blesteran Kanada--yang dinyatakan sembuh dari kanker, telah menyerah menjalin hubungan yang tidak pernah berbalas dan memilih sibuk mencari donor demi menambah harapan hidup paling tidak untuk lima tahun ke depan. Tapi, diam-diam, dia t...
"Stars don't disappear, they keep blazing even when the night is over," -Kygo-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-One Step Closer To You-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku sayang kamu, Axe
Siapa yang tidak berdebar-debar mendengar satu kalimat yang diutarakan oleh seseorang yang begitu istimewa di hati Axe?
Axe tentu ingat, dulu–yang seakan sudah sangat lama berlalu–dia pernah menjalin kasih, namun belum terlalu jauh yang akhirnya cepat kandas dan berakhir. Kemudian, di hari-hari yang mungkin terdengar mustahil, Axe berharap, jika pada satu waktu, akan datang untuknya satu cinta sejati yang mungkin bisa dia raih dan dia dapatkan dari seseorang bidadari dunia yang cantik. Sekarang–entah mimpi atau apa–harapannya itu seakan dijawab oleh Tuhan di tengah perjuangannya melewati rasa sakit dan kegelapannya.
Di bawah semesta yang memperlihatkan bintang-bintang bagai berlian, Axe mendekap satu bintang yang bisa dikatakan salah satu kebahagiaan untuknya. Axe rela melakukan apa saja untuk orang yang ada di pelukannya, jika hal itu memungkinkan. Namun, terpaut oleh kemampuannya yang hanya seorang manusia biasa, yang hanya memiliki waktu terbatas, dia terpaksa tidak bisa menepati janji-janji indah bersama kekasih hatinya. Dia sungguh menyesal tapi juga bersyukur karena gadis yang dia usap pipinya mau melewati apapun itu bersamanya.
Axe menunduk, menatap Vae yang balas menatapnya. Dia lalu meletakkan tangannya di wajah Vae dan menggeleng pelan, bagaimana bisa, gadis brilian ini begitu cantik di matanya? Bagaimana bisa gadis ini mau menerima dan membalas kasihnya? Sungguh beruntung Axe bisa bertemu dengannya.
Di saksikan oleh bintang-bintang di atasnya, Axe membelai puncak kepala Vae penuh sayang dan bersyukur. Tapi kemudian, waktu seakan tidak membiarkan satu momen saja menjadi suatu hal yang abadi untuk Axe. Perlahan, Axe mendapati langit berputar dan berpusar di kegelapan, menghisap segalanya ke lubang hitam.
Bibir Axe bergetar hendak berkata, kedua matanya membelalak, tidak ingin apapun terenggut lagi darinya, tangannya berusaha menahan Vae agar tidak menghilang dari hadapannya, tapi sekali lagi, dia hanya manusia biasa dan kegelapan lebih berkuasa dari segala hal yang ada di perjalanan mimpi liarnya. Kegelapan meniadakan segalanya. Akhirnya, Axe pun memejamkan kedua matanya, berpasrah pada apapun yang hanya membuatnya menjadi pusing jika terus melawan.