Siang itu, [Name] berkata akan menunggunya di dalam kebun botani setelah hari ini berakhir pada sore harinya.
Biasanya Alhaitham akan merasa sangat jengkel setiap kali seseorang mengganggu waktu-waktu bersantai sambil membaca bukunya ini, tetapi untuk beberapa alasan yang tidak ia ketahui, ia tidak pernah merasa seperti itu pada [Name]. Jadi dia pun menyanggupinya.
Perasaan tidak biasa itu seperti ketika para mahasiswa lain yang satu angkatan dengannga bertanya-tanya tentang, "bagaimana bisa kau memiliki kekasih dengan sifatmu yang seperti ini?"
Menarik kalau dipikirkan, tapi Alhaitham cenderung tidak mengambil pusing hal itu. Dalam pandangannya, memiliki hubungan istimewa dengan seorang peneliti yang juga tidak memiliki keluarga dengan sifatnya yang berbanding terbalik dengannya, mungkin akan sedikit banyak mengubah persepsi tentang orang-orang dan lingkungan dalam pandangannya.
Selain itu, meskipun kata orang kalau [Name] tidak terlalu cocok dengannya, baginya gadis itu adalah pilihan terbaiknya dan ia merasa sangat cocok dengannya. Ditambah dia mengakui segala potensi yang dimiliki [Name]. Dan faktanya perkiraannya benar, karena tanpa ia sadari, ia telah begitu merasa nyaman dengannya.
Alhaitham menyukainya, ia akui itu. Walaupun awalnya hubungannya dibangun dari rasa simpati, tapi ia menyukainya saat ini dan dia harus akui itu setelah semua perhatian yang [Name] berikan padanya. Dari banyaknya gosip miring tentangnya yang beredar dikalangan pelajar, [Name] sama sekali tidak pernah menanyakan hal seperti itu padanya meski ia tahu kalau [Name] berhak mengetahui alasan dibaliknya. Alasannya sederhana, [Name] lebih mempercayai apa yang dilihatnya daripada apa yang didengarnya, sangat berbeda dengannya.
"Alhaitham… dia hanya berusaha menutup kekurangan kalian, itu saja."
Dan lagi-lagi Alhaitham hanya bisa terdiam setiap kali mendengar [Name] berkomentar tentangnya kala orang-orang membicarakannya. Dia tidak pernah sekali pun meminta [Name] mengatakan itu, gadis itulah yang melakukannya. Walaupun itu bukan intensi utamanya, tapi [Name] dapat memahami dirinya lebih baik daripada siapa pun.
[Name] sangat sempurna untuknya, dia sudah memutuskan itu.
Mungkin akan terdengar konyol, tapi saat ini [Name] begitu terlihat cantik di matanya di bawah cahaya mentari sore dan sedang menunggunya di sana. Tengah melamun seolah ada sesuatu yang dipikirkannya.
Kemudian dia memanggilnya setelah cukup lama memperhatikannya seperti sebuah kebiasaan, "[Name]."
"Maaf memanggilmu tiba-tiba seperti ini," katanya setelah ia menoleh dan mendapati dirinya mendekat. "Apa aku mengganggumu?"
"Sejujurnya tadi aku sedang membaca buku yang sangat menarik."
Saat berkata begitu, Alhaitham kemudian berpikir, nanti akan kutunjukan padamu saat akhir pekan ini.
"Apa ada sesuatu yang kau butuhkan?" Tanya Alhaitham akhirnya.
Itu akan menjadi kencannya yang lain lagi hari itu. Walau pada akhirnya yang ia lakukan hanya membaca buku bersama di perpustakaan, pergi melihat bahan untuk penelitiannya, atau menonton pameran sains para peneliti, waktu-waktu berkualitas seperti itu tidak pernah membuatnya bosan. Dia tersenyum tipis memikirkannya.
Namun kenapa muka air [Name] tampak lebih tegang daripada biasanya?
Dan dunianya serasa seperti runtuh seketika kala [Name] berkata, "... kurasa aku hanya bisa menjadi kekasihmu sampai di sini."
"...."
Ada gejolak tidak menyenangkan yang ia rasakan tiba-tiba. Alhaitham jelas tidak menyukai situasi saat ini sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[21+] To Find Something Again | Alhaitham x Reader
FanfictionDemi memenangkan cintanya kembali... Alhaitham memberanikan diri untuk berkontak langsung dengan mantan kekasihnya, [Name]. [Name] bukanlah gadis yang mencolok saat sekolah dulu, tapi waktu yang ia habiskan dengan gadis itu mengubah perspektif dala...