"Oh? Kau sudah mendengar tentang rumor itu? Biarkan saja," katanya. "Yang terpenting, jangan tambahkan masalah kepadaku, itu saja sudah cukup."
"Tapi...." gadis itu mengembuskan napasnya pasrah, alisnya sedikit berkerut. "Itu sudah sangat keteraluan, Alhaitham."
Hari ini bukan pertama kalinya [Name] bersikap seperti ini dan Alhaitham sama sekali tidak mengerti. Itu rumor tentangnya, untuk apa gadis ini marah? Ia bahkan tidak peduli apa [Name] akan percaya atau tidak, karena baginya yang terpenting adalah itu tidak akan jadi masalah yang merepotkan untuknya.
Meski ada yang berkata bahwa ia menyuap para anggota Akademisi Akademiya agar ia bisa memasuki kelas bidang studi jurusan lain, bahkan menggunakan data penelitian palsu, sampai menggoda para penjaga perpustakaan Akademiya agar ia bisa mengakses penelitian tingkat tinggi—Alhaitham tidak peduli sama sekali.
Alasannya mudah, karena pada akhirnya orang-orang akan tahu kebenarannya.
"Kau benar-benar tidak akan melakukan apa pun soal ini?" tanya [Name] sekali lagi, ekspresi tidak nyamannya masih belum menghilang. "Apa kau sungguh tahu rumor apa yang kali ini mereka sebar?"
"Tentang aku yang menyelinap ke ruang arsip Akademiya dan menyuap pihak komite agar meluluskan proposal penelitianku," katanya menjelaskan. "Ya, aku tahu."
"Kau sama sekali—! Oh, Archon!" [Name] menggeram kesal. "Mereka sudah melaporkan itu kepada Profesor Khajeh, bagaimana jika ada sidang pertanggungjawabanmu?"
"Itu jelas masalah."
Ya, itu jelas akan jadi masalah yang besar. Jika laporan yang diterima pihak Akademiya terbukti benar, maka ia akan langsung dikeluarkan dari Akademiya tanpa keringanan.
"Benar." [Name] mengembuskan napasnya singkat, bahunya sedikit turun. "Syukurlah karena kau—"
"Tapi itu tidak akan terjadi," Alhaitham memotong ucapan gadis itu cepat. Dia menarik dirinya dan duduk di atas kursi batu di sana. "Karena aku yakin kalau Profesor Khajeh familiar dengan data yang kugunakan untuk penelitiannya."
Namun itu hanya rumor. Tidak ada kebenaran dari laporan yang sudah diterima oleh pihak Akademiya.
Orang yang menyusup ke dalam ruang arsip Akademiya adalah mahasiswa dari Rtawahist yang berada satu tingkat di atasnya dan seorang mahasiswa bernama Effendi menjadi saksinya selain Alhaitham, dengan kata lain Alhaitham memiliki alibi.
Dan masalah pemalsuan data penelitian itu hanya akal-akalan orang lain untuk menjatuhkannya. Bagaimana pun, data penelitian yang digunakan Alhaitham adalah data dari penelitian milik Profesor Khajeh, dengan kata lain menuduh data yang digunakan Alhaitham sebagai data palsu sama saja meragukan penelitian sang Sage dari Haravatat itu sendiri. Mereka sama saja sedang menggali kuburannya sendiri.
Sementara masalah suap kepada komite adalah kesalahpahaman. Memang benar ada kasus penyuapan yang terjadi di Akademiya, tapi saat itu seseorang secara tidak sengaja mencuri dengar pembicaraan itu dan begitu mereka selesai berbicara sementara orang itu bersembunyi, ia tidak sengaja melihat Alhaitham keluar dari sana. Kebenarannya adalah orang yang melakukan penyuapan itu berada di ruangan lain yang ada di samping ruangan yang digunakan Alhaitham sebelumnya.
"[Name], kaulah alibiku," kata Alhaitham. Dia mengalihkan pandangannya sejenak dan mendongak ke arah gadis yang berdiri dihadapannya. "Kau tahu bukan kalau hari itu kita menggunakan ruangan pribadi perpustakaan itu bersama?"
"Tentu saja aku ingat," balasnya sambil mengalihkan pandangan dari Alhaitham, ada sedikit rona di wajahnya.
Alhaitham mengangguk dan menatapnya biasa. "Aku bisa memberikan bukti peminjaman ruangan di waktu dan hari itu, kau mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[21+] To Find Something Again | Alhaitham x Reader
FanfictionDemi memenangkan cintanya kembali... Alhaitham memberanikan diri untuk berkontak langsung dengan mantan kekasihnya, [Name]. [Name] bukanlah gadis yang mencolok saat sekolah dulu, tapi waktu yang ia habiskan dengan gadis itu mengubah perspektif dala...