Chapter 21

384 66 27
                                    

Alhaitham duduk di sebuah kursi dalam ruangan yang cukup terang di samping kasur, dipenuhi rasa gusar. Sesekali berdiri, memastikan keadaan wanita yang terbaring di atas kasur itu.

Dia bernapas lega usai memastikan wanita itu masih bernapas normal meski suhu tubuhnya rendah—setidaknya tidak sangat rendah mengingat wanita ini pemegang vision cryo. [Name] tertidur lelap di kasur dalam salah satu ruangan di Sanctuary of Surasthana.

Walaupun [Name] masih bernapas, tetapi tubuhnya tidak memberikan tanda-tanda pergerakan sedikit pun. Sudah dua hari keadaan [Name] seperti ini dan Alhaitham terus berada di samping kasurnya selama itu.

Bahkan ketika jadwalnya sebagai Grand Sage Sementara terus berdatangan, dia akan menyelesaikannya secepat mungkin. Alhaitham tidak bisa meninggalkannya, dia tidak bisa melakukannya. Walau Tighnari sudah menawarkan diri untuk bertukar dengannya, Alhaitham terus menolaknya.

Alhaitham menggenggam tangan [Name] dan melihat wajah tenangnya. Seberapa keras ia memanggil namanya, atau sebanyak apa pun dia menyentuhnya, [Name] tidak bangun bahkan untuk sekadar memberinya isyarat.

Kemudian Lesser Lord Kusanali—Nahida—mendatangi kamar tempat Alhaitham berada, dan menghampirinya.

"Apa [Name] masih tidak memberikan tanda?" Tanya Nahida padanya.

Alhaitham menggeleng. "Masih sama. Dia tampak stabil, hanya saja... tetap tertidur."

"...." Nahida terdiam dengan ekspresi serius, dia berkata, "ini berbahaya. Jika [Name] terus tertidur tanpa makan dan minum, mungkin saja dia...."

Bahu Alhaitham tersentak seketika. Tanpa perlu dilanjutkan, dia jelas tahu apa yang ingin dikatakan Nahida padanya. Jika keadaan [Name] terus seperti ini, sementara tubuhnya tidak mendapatkan asupan energi dan mineral, [Name] mungkin saja akan—

Aku tidak bisa membiarkannya. Rahang Alhaitham mengeras. Merasa bodoh karena ia baru menyadari hal itu sekarang.

Tangannya yang menggenggam tangan [Name] bergetar, wajahnya tertunduk dengan ekspresi kalut. Badai emosi di dalam hatinya terus berkecambuk, dan emosi itu bertambah saat memikirkan kemungkinan terburuk yang terjadi pada [Name] nantinya.

"Lesser Lord Kusanali, maafkan ketidaksopananku," katanya tanpa menoleh. "Bisa aku minta sedikit airnya?"

Nahida yang terus menatap Alhaitham, tak segera mengindahkan permintaan sederhananya. Dia selalu melihat Alhaitham sebagai sosok orang bijak yang sempurna, seolah tidak ada satu rahasia dunia pun yang dapat melewati pandangannya. Namun Alhaitham yang sekarang, jauh dari kata itu dan itu membuatnya penasaran.

"Tentu saja," jawab Nahida akhirnya. Nahida segera keluar kamar, meninggalkan Alhaitham berdua dengan [Name].

Kemudian Alhaitham mendekatkan wajahnya—sekali lagi—memperhatikan wajah [Name] dari dekat dengan perasaan tidak tenang, lantas mengangkat tangannya dan mendekatkan ujung jemarinya dekat mulut wanita itu, merasakan deru napasnya yang konstan. Kendati demikian, itu tidak membuatnya tenang manakala ia menyadari bibir [Name] yang mengering.

Setelah menunggu beberapa saat, Nahida kembali sambil membawakan teko berisi air dan gelas di atas nampan, memberikannya kepada Alhaitham lalu keluar dari sana.

Alhaitham menuangkan air ke dalam gelas dan memasukan ke dalam mulutnya sampai habis tanpa menelannya. Lalu Alhaitham mendekat, dan menempelkan bibirnya dengan bibir [Name], membiarkan air itu mengalir melalui tenggorokannya.

Demi memastikan tidak ada satu tetes air pun yang terlewat, Alhaitham menahan bibir [Name] untuk tetap terkatup dengan bibirnya. Setelah beberapa saat, dia merasakan gerakan pelan di leher [Name] disusul suaranya yang cukup jelas.

[21+] To Find Something Again | Alhaitham x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang