Chapter 15

441 59 20
                                    

"Dan... bagaimana kita keluar dari sini?"

Alhaitham terdiam dengan ekspresi serius, dia menyentuh penutup telinganya dan bergumam, "bagaimana hasil analisisnya?"

Analisis selesai. Sistem memulai ulang dalam 5 menit.

"Sebaiknya bersiap sekarang, pintunya akan dibuka," ucap Alhaitham sembari menatap [Name].

[Name] menurut. Dia segera pergi dan mengemas kembali barang bawaannya, lantas mengeluarkan sebuah tas lipat yang selalu ia bawa untuk keadaan darurat dan menggunakannya untuk memasukan kotak mekanisme yang ia dapatkan.

Selesai dari itu, [Name] mendekati salah satu sisi ruangan dimana Alhaitham berdiri di sana, menganalisis mekanisme yang ada untuk membuka pintunya. Begitu selesai, sambil mengulurkan tangannya dia berkata, "berikan tasmu padaku."

Mata [Name] terpincing dengan tidak nyaman, lagi-lagi menarik tas dengan mekanisme milik Raja Deshret ke pelukannya. "Kau tidak berencana untuk mengambilnya, 'kan?" tanya [Name] curiga.

Alhaitham mengembuskan napasnya pendek. "Tidak, aku janji. Sekarang berikan padaku," katanya meyakinkan.

[Name] memberikannya dengan agak ragu, kemudian Alhaitham segera menerimanya. Detik berikutnya, Alhaitham menekan mekanisme yang menyerupai kaca berwarna biru yang ada pada dinding di hadapannya dan tombol batu dengan 4 simbol berbeda muncul. Dia menekan tombol itu dalam urutan yang berbeda sebelum dinding di depannya mulai berpendar kebiruan dan pintu terbuka.

Mengejutkan memikirkan bagaimana Alhaitham dapat membukanya dengan mudah sementara [Name] sibuk dengan obelisk, prasasti, dan plat batu yang ada di dalam ruangan itu tanpa sempat berpikir tentang cara ia bisa keluar dari sana.

Dan [Name] segera menyadari bahwa segalanya telah berubah. Dia sama sekali tidak bisa benar-benar mengetahui Alhaitham saat ini—tentu selain wajahnya yang tidak banyak berubah dan tubuhnya yang lebih maskulin.

Meski Alhaitham masihlah sosok yang bisa ia andalkan untuk hal-hal seperti ini, tapi melihat punggungnya sekali lagi seperti saat-saat itu kembali mengubah persepsinya. [Name] benar-benar tidak dapat mengenali Alhaitham yang dulu menjadi kekasihnya bertahun-tahun lalu, tidak yakin apa ia akan bisa mengenalinya yang sekarang.

"Kita pergi sekarang," kata Alhaitham lagi begitu pintu dihadapannya terbuka. "Pintunya akan segera tertutup sendiri."

"Aku mengerti."

[Name] segera pergi, mengikutinya dari belakang. Diam-diam [Name] melirik ke arah Alhaitham, melihat ke arah punggungnya yang lebar itu.

Pria dihadapannya saat ini benar-benar Alhaitham, meski sedikit berbeda secara fisik, tapi itu benar-benar dia. Masih tampan dalam balutan kaos hitam tanpa lengan dan mantel hijaunya, cahaya lampu yang menyorot dari mekanisme reruntuhan menyinari rambut kelabu dengan aksen perak di ujungnya.

Kehadiran pria ini yang tiba-tiba sungguh mengejutkan. Sudah lima tahun mereka berpisah, tidak pernah satu kali pun Alhaitham mencoba mengunjunginya di Fontaine, dan sekarang ia bersikap seperti ini. Jika dia melakukan ini untuk membuatnya luluh, itu sungguh sia-sia.

Di tengah-tengah keheningan itu, Alhaitham membuka suarnya, "kenapa kau tidak meminta bantuanku?"

"Tentang apa?"

"Kau tahu kalau aku bisa berbahasa Deshret." Alhaitham berhenti melangkah dan memutar tubuhnya ke belakang, menatap [Name] yang sedikit lebih pendek darinya. Dia menjawab, "tapi kau meminta Tighnari dan Mahamatra itu untuk membantu penelitianmu, bahkan Kaveh juga."

Alis [Name] berkerut tidak senang, dia menyilangkan tangannya di dada. "Lalu apa masalahnya dengan itu? Mereka orang-orang yang ahli—"

"Kau baru bertemu mereka."

[21+] To Find Something Again | Alhaitham x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang