1

552 12 0
                                    

" ANAK ITU HARUS MATI! " .



























































" JANGANNN!".

Oekkk...

Laki-laki yang awalnya tertidur tiba-tiba saja terbangun dan berteriak seperti orang yang mengalami mimpi buruk hingga membuat bayi kecil yang berada di sampingnya menangis dengan keras karena terkejut, bisa dilihat dari keringat yang membasahi pelipisnya dapat dipastikan jika dia benar-benar mengalami mimpi buruk.

"Astaghfirullah, aku mimpi buruk lagi..".

" Sstt...sayang..,ini ayah nak. Kaget ya nak, maafin ayah ya maafin ayah". Mengangkat bayi kecilnya yang masih menangis untuk ditimang agar tenang sambil menggumamkan kata maaf namun bukannya reda tangisannya malah makin keras bahkan sampai membuat wajah bayi lucu itu merah padam .

" Haus ya sayang, sebentar ya ayah bikinin susu dulu. Sabar ya nak.." . Karena tidak tega melihat putranya menangis terus menerus, akhirnya laki-laki itu meletakkan sebentar bayinya yang masih menangis kemudian meraih sebuah kursi roda yang terletak di samping ranjangnya untuk pergi ke dapur dan membuatkan susu bayinya. Hingga beberapa saat dia kembali dengan sebotol susu hangat ia letakkan di pangkuannya sementara kedua tangannya sibuk memutar roda kursi itu agar bergerak.

" Sstt..iya-iya ayah minta maaf ya..lama ya, ini sayang ini susunya nak" . Mengangkat bayi kecil itu ke gendongannya kemudian memasukkan puting buatan tersebut kedalam mulut bayinya yang di sedot dengan cukup kencang, bayinya benar-benar kehausan setelah menangis cukup keras.

" Anak ayah haus banget ya, nangisnya sampe kenceng gitu, merah banget ini mukanya sayang..untung tetangga kita gak denger nak. Maafin ayah ya buat Nava nunggu lama untuk susunya". Memandangi wajah putranya yang sudah tertidur dengan mulut yang masih bergerak, mengajaknya berbicara seakan bayinya bisa membalas perkataannya, rasanya menenangkan saat memandang wajah bayinya seperti ini .

" Minum susu yang banyak ya supaya nanti tumbuh jadi anak yang kuat dan juga hebat, ayah sayang banget sama kamu Aditya Navara Pratit. Kamu hidupnya ayah, ayah cuma punya kamu di dunia ini. Jangan tinggalin ayah ya sayang, sama ayah terus". Mengecup bayinya lama setelah mengatakan itu semua, kemudian setelah memastikan putranya tertidur pulas ia letakkan kembali secara perlahan ke atas ranjangnya dan disusul dirinya sendiri untuk kembali melanjutkan tidur mereka, ini masih jam 1 pagi masih terlalu awal untuk memulai aktivitas .




















Belum kenalan kan!!
Yaudah yuk sini aku kenalin...

~Narandra Praditya

Ini dia ayah hebat kita, ayah Nara. Sosok yang tidak pernah mengeluh mengenai hidupnya , memiliki senyuman manis dan juga hangat untuk semua orang, juga orang yang selalu memiliki segudang kesabaran yang penuh terlebih bagi putranya sendiri Aditya Navara Pratit, ayah sangat menyayangi Nava melebihi nyawanya sendiri. Membesarkan seorang anak sendirian bukanlah hal yang mudah bagi Nara terlebih dengan kondisinya yang tidak seperti orang normal lainnya, hingga hal itu yang justru membuat Nava sering menyalahkan ayahnya atas takdir hidupnya bahkan membencinya. Namun, tertutupi oleh rasa sayang dan juga kasih yang besar untuk putranya dirinya tidak pernah mengindahkan hal itu, baginya masih bisa memandang serta tinggal bersama dengan anaknya adalah satu hal yang harus ia syukuri kendati rasa benci di putranya terus tumbuh.

" Ayah boleh peluk Nava nak? Ayah kangen banget. Sebentar aja nak.."






~ Aditya Navara Pratit

Namanya Aditya Navara Pratit, orang sering memanggilnya Adit, usianya baru 16 tahun. Tapi ayahnya sering memanggilnya Nava, itu adalah nama kecilnya yang diberikan oleh Nara ayahnya. Sebenarnya ia suka nama itu, tapi semenjak ia tau bahwa ayahnya berbeda dari ayah orang lain dirinya mulai membenci saat ayahnya memanggilnya dengan panggilan itu. Nava sebenarnya menyayangi ayahnya hanya saja itu dulu saat dirinya belum memahami sepenuhnya akan kondisi ayahnya. Dulu, Nava kecil pikir ayahnya duduk di atas kursi bergerak itu karena kakinya sedang sakit jadi harus duduk lebih lama agar segera sembuh, namun seiring berjalannya waktu Nava kecil melihat ayahnya masih terus menggunakan benda itu. Hingga akhirnya hinaan dari teman sekelasnya yang membuatnya menyadari bahwa ayahnya memang tidak akan pernah bisa berjalan seperti dirinya, rasa sedih , marah bercampur malu itu yang membuatnya pulang dengan keadaan menangis kencang dan melampiaskan semuanya kepada ayahnya yang bahkan tidak tau apa yang terjadi padanya. Semenjak itu, dirinya di jauhi bahkan nyaris tidak memiliki teman karena menganggap bahwa dirinya adalah aib karena memiliki ayah yang cacat juga miskin . Dari sana juga benih kebencian terhadap ayahnya tumbuh dalam dirinya.

" Ayah keluar deh aku mau tidur!"







































Haloooo...aku kembali dengan cerita baru, karakter baru . Aku gatau cerita ini bakalan bagus atau gak tapi sebenarnya bukan itu point penting yang aku mau, aku cuma mau mengapresiasikan apa yang ada di kepalaku lewat nulis . Jadi kalau semisalnya cerita ini gak bagus atau bahkan jauh dari ekspektasi kalian semua aku minta maaf ya, sekali lagi aku tekankan aku cuma nulis apa yang ada di kepalaku.

Terimakasih semuanya 🥰

NAVARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang