Suasana yang tercipta sekarang benar-benar hening, dua orang yang terduduk di dalam sebuah mobil itu kini sibuk dengan pemikirannya masing-masing . Tidak ada satupun yang berinisiatif untuk membuka obrolan, Nava memandang kesamping menatap setiap objek yang mereka lewati dalam diam sementara Haris fokus mengemudikan mobilnya .
" Nava, pulangnya ntar telpon om ya biar om jemput " . Ucap Haris, ia mencoba untuk membuat anak itu kembali berbicara dengannya setelah apa yang terjadi tadi sebelum mereka berangkat . Sementara Nava yang mendengarnya hanya menoleh sekilas lalu mengangguk singkat, setelahnya pandangan mata anak itu kembali pada jalanan .
Haris menghela nafas melihat respon yang diberikan kepadanya . Ia benar-benar menyesal untuk apa yang telah terjadi tadi sewaktu dirinya menjemput anak ini dirumahnya, sekarang ia ingin meminta maaf namun tampaknya anak itu masih benar-benar kesal padanya .
Flashback
Di kediaman sebuah rumah sederhana, seseorang tengah sibuk dengan beberapa peralatan masaknya . Meskipun memiliki keterbatasan tidak akan pernah menghalangi niatnya untuk melakukan aktivitas apapun, bahkan saat ini wajahnya selalu menampilkan senyum cerahnya . Orang tersebut adalah Nara yang saat ini tengah sibuk menyiapkan beberapa masakan untuk putranya . Mengingat hari ini adalah hari pertama Nava memasuki jenjang putih abu-abu, Nara tidak ingin melewati masa ini .
Masakannya telah selesai ia sajikan, hanya tinggal menunggu putranya itu bangun dan bersiap lalu ia akan mengajaknya untuk makan . Jadi Nara berinisiatif untuk membangunkan anak itu dengan mendorong kursi rodanya perlahan menuju ke kamar Nava, setelah tiba di depan pintu kayu berwarna coklat itu Nara mengetuknya beberapa kali namun tidak ada respon apapun dari dalam sana yang mana hal itu membuatnya yakin jika Nava masih tidur . Diputarnya gagang pintu itu secara perlahan lalu mengintip kedalam, dan benar saja dugaannya . Putranya masih tertidur pulas dengan selimut membungkus tubuhnya, Nara sampai menggelengkan kepala dibuatnya .
" Nava..ayo bangun nak, udah pagi " . Mengelus kepala anak itu, lalu menepuk pipinya dengan lembut Nara mencoba untuk membangunkannya namun yang ada bukannya bangun Nava malah berpindah posisi membelakanginya .
" Nak, ayo bangun . Nanti telat kamu ke sekolahnya, ayah udah bikinin ayam semur kesukaan Nava loh . Bangun yuk..." . Tidak menyerah begitu saja, ia menggoyangkan bahu anak itu agar terbangun namun tetap saja tidak ada pergerakan apapun . Nara menghela nafasnya sejenak, putranya ini benar-benar sulit untuk di bangunkan sangat berbeda dengannya yang sangat mudah terbangun karena hal-hal kecil .
" Ayo dong nak, masa hari pertama telat . Bangun yuk " . Lagi, ia goyangkan bahu itu untuk menganggu mimpi indah anak itu, dan kali ini tampaknya berhasil Nava bergumam kesal kemudian membuka matanya .
" Ayah ngapain sih! Masih pagi yah, jangan ganggu aku tidur bisa gak sih?! " . Anak itu bangun, namun bukannya senyuman hangat yang di dapatkan oleh Nara melainkan kekesalan putranya yang ia peroleh . Untuk sedetik senyum yang tadinya terukir di bibirnya hilang namun sedetik kemudian Nara mencoba untuk kembali tersenyum hangat .
" Udah pagi nak, ayo cepet siap-siap nanti kamu telat " . Jawab Nara tersenyum menyuruh putranya itu untuk segera bersiap .
" Siap-siap apa sih yah?, ah udah deh aku ngantuk ayah keluar sana! " . Bukannya menuruti apa yang dikatakan oleh ayahnya, Nava justru terlihat kesal dan mengusir Nara dari sana . Ia ingin kembali tidur dan ayahnya ini sangat menganggu .
" Nava lupa ya? Ini hari pertama kamu masuk SMA loh nak, masa hari pertama telat . Udah yuk bangun, Nava mandi terus siap-siap nanti sarapan sama ayah " . Bukannya marah setelah diperlakukan seperti tadi, Nara justru mengelus kepala putranya dengan sayang dan tetap berbicara dengan nada lembutnya untuk memberitahukan kepada putranya itu .
![](https://img.wattpad.com/cover/367004184-288-k999105.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NAVARA
FanfictionMana yang lebih menyakitkan? kehilangan orang yang kau cintai atau pekerjaanmu? . Percayalah itu semua tidak jauh lebih sakit saat anakmu sendiri berteriak di hadapanmu " AKU BENCI AYAH!" . Ya,anakmu sendiri anak yang kau besarkan dengan penuh cinta...