20

115 9 0
                                    

" Adoh doh adohh! Pelan-pelan kek! " . Nava memekik kencang, matanya sampai menatap tajam kearah orang yang berada di depannya .

" Iya-iya maaf  " . Ucap orang tersebut pelan sambil masih terus mengobati luka temannya, sesekali ia juga ikut meringis saat kapas yang dibasahi antiseptik itu menempel pada kulit wajah Nava .

" Lagian juga lo ada-ada aja make acara berantem segala lagi, liat sekarang akibatnya kan " . Ocehnya masih terus mengobati luka tersebut, Nava yang mendengar ucapan itu tampak mendengus kesal .

" Ck, udah cukup gw bisa obati sendiri " . Dengan kesal ia menepis tangan itu lalu kembali mengobati lukanya sendiri, diperlakukan begitu membuat orang tersebut menghela nafas .

" Emm..Dit makasih ya, makasih lo udah nolongin gw tadi . Sorry juga gara-gara gw lo jadi ikut kena hajar " . Tapi tidak lama suaranya kembali terdengar meskipun pelan, ia berterimakasih kepada Nava karena anak itu mau menolongnya dari amukan anak kelas sebelah tadi . Ya, awal permasalahannya bermula pada saat jam istirahat kedua, saat itu semua murid memenuhi isi kantin untuk kembali mengisi perut mereka yang masih merasa lapar . Awalnya semuanya berjalan normal seperti biasanya hingga muncul seorang murid laki-laki dengan tampilan seperti preman masuk kedalam kantin tersebut, dia murid kelas sebelah yang bernama Sebastian, anak itu memang terkenal suka membully siswa lain termasuk murid bernama Sagara Gamaliel . Melihat anak itu diperlukan begitu entah mengapa membuat Nava mendadak menjadi geram dan berakhir ia adu jotos dengan Bastian, dan akibat dari perkelahian itu seperti ini lah sekarang penampakan Nava . Babak belur, Bastian juga sama dengannya . Berdoa saja semoga perkelahian ini tidak sampai ke telinga guru, jika sampai maka Nava pasti akan mendapatkan masalah .

" Ck, siapa bilang gw nolongin lo! . Gw cuma gak suka ngeliat keributan pas lagi makan, gak usah gr! " . Nava menjawabnya dengan acuh, ia masih sibuk mengoleskan obat ke lukanya .

" Iya-iya, tapi gw tetep mau bilang makasih ke lo untuk tadi " . Mengabaikan sikap Nava, Gama tetap berterimakasih dengan tulus kepada anak itu .

" Hmm, lain kali kalo di pukul lagi lo bales tonjok jangan diem aja . Ngerti gak lo?! " . Ucapnya dengan dingin, bukan maksud untuk memprovokasi temannya untuk menjadi murid nakal . Tidak! Ia hanya ingin orang ini bisa membela dirinya sendiri, itu saja .

" Iya dit, tapi gw gak suka kekerasan . Lain kali kalo Bastian ganggu gw lagi, sebisa mungkin gw bakalan ngehindari dia " . Jawab Gama dengan senyuman

" Ck, bego! . Terserah lo dah males gw ngomong sama lo! " . Nava benar-benar kesal, percuma bicara dengan Gama buang-buang waktu! . Setelah selesai mengobati lukanya, ia segera berdiri meninggalkan tempat itu serta Gama disana tanpa menatap kearah orang tersebut .

" Salah lagi gw..." . Ucapnya pelan, ia menghela nafas menatap kepergian temannya itu .


















" Hesti, Umar . Kenalin ini Nara, mulai besok dia juga kerja bantu-bantu disini . Dia nanti di bagian kasir, jadi tolong kalian bantu atau kasih pengarahan kalau semisalnya masih ada yang belum dia pahami ya " . Ucap Haris kepada kedua pegawainya setelah sebelumnya ia memperkenalkan Nara kepada mereka .

" Baik pak, salam kenal mas Nara saya Umar . Saya dibagian bersih-bersih sekaligus waiters disini, kalo ini mbak Hesti beliau bagian dapur " . Pegawai itu menganggukkan kepalanya tanda mengerti setelah itu ia memperkenalkan dirinya sendiri sekaligus posisinya pada Nara, tidak lupa juga wanita yang berada di sebelahnya juga ikut ia perkenalkan . Nara tersenyum ramah menanggapinya, sepertinya ia akan betah bekerja disini .

" Yaudah kalau gitu kalian boleh balik kerja lagi " . Setelah sesi perkenalan singkat tersebut selesai Haris kembali memerintahkan pegawainya untuk kembali ke pekerjaannya masing-masing yang langsung diangguki oleh dua orang itu .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NAVARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang