" Mau pergi kemana kamu Anita? " . Seorang pria tampak tengah menahan pergelangan tangan wanita yang hendak keluar dari dalam kamar mewah tersebut .
" Bukan urusan kamu, minggir! " . Sentaknya setelah itu hendak berjalan meninggalkan laki-laki itu yang berusaha untuk mengejarnya .
" Tidak, saya tidak mengizinkan kamu pergi Anita " . Setelah beberapa langkah mengejar akhirnya pergelangan tangan tersebut dapat kembali ia raih, ia masih mencoba untuk terus menahan wanita itu hingga membuat orang tersebut emosi .
" Huh? Kamu pikir kamu siapa?!, jangan pernah menghalangi jalanku, minggir! " . Dengan emosi ia mencoba untuk melepaskan tangan yang masih menggenggam pergelangan tangannya dengan kasar, namun sepertinya tenaga laki-laki itu jauh lebih besar dibandingkan dirinya .
" Saya suami kamu Anita, semua hal yang berkaitan denganmu jelas akan menjadi urusan saya mulai sekarang! " . Ucapnya dengan penuh penekanan, sorot matanya bahkan penuh dengan kekesalan menatap wanita namun yang ditatap bukannya merasa takut justru ia malah tersenyum sarat akan meremehkan orang yang berada di depannya saat ini .
" Oww, jadi status suami di atas kertas itukah yang kamu banggakan huh? . Padahal tidak lama lagi pernikahan sialan ini juga akan segera berakhir hahaha " . Ucapnya tertawa diakhir
" Maksud kamu apa?, pernikahan bukan sebuah hal yang bisa kamu permainkan Anita! . Pernikahan itu suci " . Laki-laki yang masih dilingkupi rasa emosi tersebut sedikit terkejut dengan perangai istrinya saat ini .
" Diam!, jangan pernah menceramahiku tentang apapun . Dengarkan ini baik-baik Adam, aku sama sekali tidak pernah menginginkan pernikahan ini bahkan aku tidak pernah sudi untuk mau menganggapmu sebagai suami . Jadi harap persiapkan dirimu untuk perceraian kita nanti yang pasti akan terjadi secepatnya! " . Wanita itu memandang sinis kearahnya kemudian menyentaknya dengan kasar hingga cekalan tangan itu terlepas, kemudian dirinya tersenyum memandang remeh laki-laki di hadapannya itu .
" Astaghfirullahaladzim, istighfar Anita! " . Habis sudah kesabarannya menghadapi tingkah laku wanita ini hingga tanpa sadar ia membentaknya, namun bukannya takut wajah wanita itu malah seakan semakin menantangnya .
" Sstt..jangan berlagak seperti orang suci Adam!, akui saja kamu juga tidak menginginkan pernikahan ini kan lantas untuk apa memaksakan dirimu menerima ini semua huh? . Apa yang kamu inginkan sebenarnya hmm, apakah uang? . Kalau memang itu yang kamu inginkan aku bisa memberikannya padamu asal kita berpisah, bagaimana? " . Ucapnya kemudian tersenyum remeh
" Astaghfirullahaladzim..kamu benar-benar keterlaluan Anita, sama sekali tidak pernah ada niat seburuk itu di dalam pikiran saya . Saya menikahi kamu karena ibadah dan juga balas budi kepada tuan Jayandra atas apa yang telah ia berikan kepada saya selama ini, tidak lebih . bagaimana bisa kamu punya pemikiran seburuk itu tentang saya " . Jawab pria itu dengan lirih diakhir kalimatnya, ia benar-benar tidak bisa berpikir bagaimana sebenarnya pola pikir wanita ini . Semudah itukah ia mempermainkan sebuah pernikahan, Adam sampai terus beristighfar di dalam hatinya .
" Omong kosong yang bagus, kau pikir aku akan percaya dan merasa bersalah huh? . Ayolah Adam jangan munafik, aku memberikan penawaran yang menguntungkan untukmu, kau butuh uang kan untuk pengobatan ibumu? . Orang-orang sepertimu sangat mudah untuk di tebak apa kemauannya, jadi jangan jual mahal . Ambil uang yang kuberikan lalu tandatangani surat perceraian itu, selesai " . Jawabnya kemudian menepuk-nepuk bahu laki-laki itu dengan santai .
" Terserah kamu ingin beranggapan seperti apa mengenai saya, tapi yang jelas sampai kapanpun tidak akan pernah ada perceraian di dalam pernikahan kita bahkan jika saya mati sekalipun . Sekeras apapun usahamu mencoba untuk menghentikan pernikahan ini maka sekeras itu juga usaha saya untuk mempertahankannya " . Karena tidak ingin terus meladeni pikiran gila wanita ini Adam segera mengakhiri pembicaraan mereka kemudian meninggalkannya begitu saja hingga akhirnya menimbulkan teriakan penuh makian dari perempuan itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
NAVARA
FanfictionMana yang lebih menyakitkan? kehilangan orang yang kau cintai atau pekerjaanmu? . Percayalah itu semua tidak jauh lebih sakit saat anakmu sendiri berteriak di hadapanmu " AKU BENCI AYAH!" . Ya,anakmu sendiri anak yang kau besarkan dengan penuh cinta...