Vote dan komennya di tunggu... ♥️
###
Malam mulai larut, dan itu berarti club tempatnya bersembunyi semakin ramai oleh pengunjung. Jam kerja Yuju yang seharusnya sudah berlalu sepuluh menit lalu, masih saja berlanjut. Eunbi memutuskan untuk pulang lebih dulu ketika Yuju menemuinya di ruang pegawai.
"Eunbi, sorry, tapi Victor menyuruhku untuk lembur malam ini. Bagaimana kalau kau pulang lebih dulu?" Katanya, menyesal.
Eunbi cemberut, tapi mengerti kalau Yuju membutuhkan uang lebih mengingat sebentar lagi biaya perkuliahan akan di tagih.
"Oke... Suruh Victor untuk mengantarmu pulang kalau kau tidak berani. Dia harus bertanggungjawab karena menyuruhmu kerja lembur di saat yang tidak aman begini," gerutu Eunbi.Yuju mengiyakan dengan cepat meski dalam hati sangsi. Untuk apa Victor yang merupakan pemilik club mengantarnya pulang? Lelaki itu jelas punya hak untuk menyuruh Yuju over time, tapi tidak punya kewajiban untuk mengantarnya pulang.
Eunbi mengambil tasnya, keluar dari club itu dari pintu belakang dengan bantuan Yuju. Setelah berbasa-basi lagi, mereka pun berpisah. Eunbi melirik jam di ponselnya, menghela napas begitu tau waktu telah lewat tengah malam.
Jalanan di kota tidak seramai siang, justru terasa agak mencekam. Atau paranoid Eunbi kambuh lagi? Perempuan itu menggelengkan kepalanya cepat, mengusir asumsi yang membawa ketakutan dari benaknya.
Namun, tampa disadari kaki perempuan itu melangkah cepat, ingin segera pulang ke apartemennya. Selama ini, melihat beberapa orang berkelompok malam-malam di jalanan Roma sudah sangat menguji adrenalin. Tapi khusus malam ini rasa terancam di dalam diri Eunbi meningkat beberapa kali lipat.
Tanpa bisa dicegah, kepala perempuan itu memutar berbagai berita mengerikan yang terjadi di jalanan Roma selama beberapa hari terakhir. Dan tidak jarang ketakutannya itu terbukti.
Suara siul-siul menggoda dari sudut ruangan membuat Eunbi panik. Perempuan itu semakin cepat berjalan, nyaris berlari meski tidak tau apakah para serigala jalanan itu menyasarnya sebagai mangsa.
"Hei! Signorina! Kau mau kemana?" Seru salah seorang lelaki yang masih tidak Eunbi lihat batang hidungnya. Suara tawa beberapa orang menyahuti suara itu.
Eunbi memilih berlari, menjauhi gang-gang gelap dan berusaha tetap berada di tempat ramai. Pikiran semrawutnya membuat Eunbi tidak sengaja menabrak seseorang.
"Oh, Mi scuso," gumam Eunbi agak meringis.
"Eunbi?" Suara yang tidak asing menyapa, dan Eunbi mengenali wajah Jacky yang tampak bingung di hadapannya. "Apa yang kau lakukan disini malam-malam begini?"
"Jacky," gumam Eunbi lega. "Itu... Aku baru saja pulang setelah menemani temanku bekerja dan merasa ada orang yang mengejarku jadi aku lari. Maaf tidak berhati-hati dan malah menabrakmu. Sepertinya aku terlalu paranoid!" Sesal Eunbi menyerocos.
"Tidak, kau tidak paranoid," bantah Jacky yang kemudian menyembunyikan tubuh Eunbi ke belakang punggungnya.
"Ho? Siapa ini?" Eunbi mengintip dari balik punggung Jacky yang tertutup hoodie dan menemukan empat pria asing bertubuh besar dan mengintimidasi sedang tersenyum miring ke arah mereka. "Signorina, kenapa kau sembunyi disana?"
"Bukankah tadi kita berjanji akan bersenang-senang?" Yang lain menyahuti ucapan tidak bertanggungjawab itu. Jacky menoleh untuk mengkonfirmasi ke arah Eunbi dan dibalas gelengan kepala.
"Aku bahkan tidak kenal mereka," ucapnya bersumpah.
Jacky kembali menghadap keempat gangster urakan didepan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia In Love (Rate M)
FanfictionJeon Jungkook adalah seorang pemuda yang sudah terkenal sebagai seorang bos mafia di Italia sana. Sosoknya yang terkenal kejam tidak lepas dari perlakuan rasis yang dulu sempat dirasakannya. Jung Eunbi adalah mahasiswa fakultas psikologi yang mengin...