Jacky membuatkan Eunbi scramble eggs dan sosis sebagai makanan ringan karena perempuan itu enggan makan karbohidrat. Sembari menemani Eunbi makan, Jacky menyalakan tv yang memuat berita-berita hari ini, persis seperti kemarin.
"Kau hobi melihat berita, ya?" Tanya Eunbi, menyuapkan makan malamnya.
"Begitu lah," jawab Jacky sekenanya. Meski begitu, Jacky melihat Eunbi makan sambil meneguk ludah.
"Mau?" Eunbi menawarinya sosis yang langsung di tolak Jacky dengan gelengan dan senyum.
Jacky memilih mengalihkan pandangan ke layar tv daripada melihat bagaimana bibir Eunbi bersentuhan dengan sosis gorengnya. Otak nakal Jacky langsung aktif membayangkan bagaimana mulut perempuan itu mencumbui miliknya.
"Ngomong-ngomong, kapan kau akan berangkat ke Korea?" Tanya Jacky, meraih air minum setelah bertanya untuk mengalihkan perhatian.
"Dua minggu lagi. Kenapa? Kau mau ikut?" Balas Eunbi.
Jacky mengulas senyum lagi.
"Maaf, tapi aku punya banyak pekerjaan. Mungkin lain kali," jawab Jacky. "Aku bertanya karena ingin tau, kata Yuju, kau akan di jodohkan?"Eunbi berhenti mengunyah, cukup beruntung karena tidak tersedak oleh pertanyaan itu.
"Yuju mengatakannya padamu? Kapan?" Eunbi justru balas bertanya."Oh, jadi itu benar?" Balas Jacky, mulai tampak kesal.
"Ibuku yang merencanakan makan malam antar dua keluarga," ucap Eunbi menjelaskan. "Beliau memang sering menanyaiku tentang pacar dan segala macam. Takut aku tidak doyan lelaki."
"Jadi, kalau kau bilang kalau kau sudah pacar, ibumu akan mengundurkan niatnya?" Tanya Jacky, agak berharap. Eunbi nyengir karenanya.
"Maaf, ya. Ibuku sudah tidak percaya alasan seperti itu. Aku sudah sering memakainya," jawab Eunbi, merasa agak bersalah.
"Bagaimana kalau kau menunjukkan foto kita berdua--" Eunbi sudah menggelengkan kepalanya bahkan sebelum Jacky selesai bicara. Lelaki itu pun mendengus kesal. "Ah, kalau kau hamil anakku, ibumu pasti akan percaya!"
Kali ini Eunbi tidak selamat. Perempuan itu tersedak hebat hingga Jacky pun harus membantunya sambil meminta maaf. Begitu Eunbi mulai tenang, perempuan itu memukul bahu Jacky cukup keras.
"Tolong berpikirlah dulu sebelum bicara! Ini baru hari kedua kita berkencan, tau?" Sembur Eunbi kesal. Jacky nyengir, kembali meminta maaf.
"Aku tau. Diperbolehkan mencium dan memelukmu saja sudah bisa dikatakan sebuah keajaiban," ujar Jacky, yang dibalas tepukan lagi oleh Eunbi.
"Maaf, ya! Kau pacar pertamaku, jadi tentu saja aku masih takut kalau kau terburu-buru," balas Eunbi mencibir. Mendengar pengakuan Eunbi membuat Jacky menyeringai senang. "Ngomong-ngomong, kenapa tidak ada di berita, ya?"
"Apanya?"
"Tadi aku pergi ke Bellamore bersama Yuju, dan disana sedang banyak orang yang katanya bawahan kelompok Lincoln. Kata salah satu pegawai, mereka berkumpul untuk membalas kelompok Timothy. Tapi, hari ini tidak ada berita tentang kerusuhan, kan?" Ucap Eunbi menjelaskan.
"Kau tadi ke Bellamore?"
"Iya, untuk menemani Yuju seperti biasa," jawab Eunbi. "Tapi aku disana tidak lama karena suasananya tidak mendukung, makanya aku memilih ke apartemenmu."
"Kenapa? Kau kan bisa langsung pulang?" Jacky kembali bertanya karena heran.
"Sebenarnya, aku sempat mengalami panic attack. Hal itu membuat Yuju cemas, dan mengajakku pulang. Hanya saja, aku tidak kuat berdiri terlalu lama, dan apartemenmu lebih dekat, jadi aku ke sini," jawab Eunbi agak berdeham. Kening Jacky mengerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia In Love (Rate M)
FanfictionJeon Jungkook adalah seorang pemuda yang sudah terkenal sebagai seorang bos mafia di Italia sana. Sosoknya yang terkenal kejam tidak lepas dari perlakuan rasis yang dulu sempat dirasakannya. Jung Eunbi adalah mahasiswa fakultas psikologi yang mengin...