Eunbi enggan bangun dari ranjang. Selain karena tubuhnya terasa nyeri, dia juga merasa malu setengah mati. Kenapa dia mengikuti mau Jacky untuk menyebut nama lelaki itu? Memikirkan kejadian semalam membuat wajah Eunbi merah padam.
"Love, apa kau tidak merasa lapar?" Jacky memeluk tubuh Eunbi yang masih telungkup di atas ranjang. "Ini sudah jam 8."
"Menyingkir, badanku masih sakit," ucap Eunbi yang disambut kekehan pelan Jacky.
"Mau sarapan di kasur saja?" Lelaki itu menawarkan.
"Jangan ganggu aku," keluh Eunbi. "Aku mau tidur lebih lama lagi. Aku kasih lelah."
Jacky menanggapi keluhan itu dengan mengecupi punggung Eunbi yang terbuka. Menggoda dan mengganggu pagi tenang perempuan itu.
"Jack!" Geram Eunbi yang setengah bangun untuk melemparkan bantal ke arah Jacky yang lebih dulu melompat turun dari ranjang sambil tertawa. Meski begitu, Jacky membiarkan Eunbi tidur lebih lama.
Saat matahari sudah ada di atas kepala, baru lah Eunbi bangkit dari ranjang, memakai pakaiannya dan mencari Jacky. Seperti biasa, lelaki itu sedang tekun mengamati layar laptopnya hingga tampak agak mengerikan.
"Kau sudah sarapan?" Tanya Eunbi, berjalan mendekat dari arah kamar. Jacky mendongak dan mengulas senyum.
"Tentu saja. Ini sudah siang," katanya, menutup laptop dan merentangkan tangan untuk menyambut tubuh Eunbi di pangkuannya.
"Curang," tuduh Eunbi. Jacky tertawa geli.
"Kau harus mulai olahraga, jadi staminamu meningkat," ucap lelaki itu, membuat kening Eunbi mengerut.
"Tidak mau, tuh. Kau mau apa?" Tantang Eunbi.
"Hmmm..." Jacky memikirkan jawabannya sementara Eunbi mengamati rupa lelaki itu dari pangkuannya. "Sepertinya memberimu obat saja."
Jacky berteriak kesakitan saat satu tangan Eunbi mencubit lengannya keras.
"Dasar mesum!""Maksudku obat penambah stamina!" Sergah Jacky membela diri. Begitu Eunbi melepas cubitannya, Jacky tertawa terbahak-bahak. "Obat apa yang kau pikir akan kuberikan padamu? Dasar mesum!" Oloknya, membuat wajah Eunbi memerah.
"Ah, sudahlah! Ayo makan siang di luar saja!" Ajak Eunbi, turun dari pangkuan Jacky sambil cemberut.
###
Mereka sedang dalam perjalanan menuju restoran terdekat ketika seorang menyebut nama asli Jacky. Eunbi mengerutkan kening, agak kaget melihat seorang perempuan cantik bertubuh molek bergegas mendekat dengan penuh semangat ke arah mereka.
"Jungkook? Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya, mengalungkan lengannya ke salah satu lengan Jacky, seolah tidak melihat Eunbi yang mengandeng lengan Jacky yang satu lagi.
"Kau siapa?" Tanya Jacky, bingung.
"Aku Melanie! Kau lupa?" Perempuan itu mengulas senyum dan bergelayut manja hingga membuat Eunbi tidak nyaman. "Kita bertemu di Hotel Sangrila sekitar satu tahun yang lalu."
"Kupikir kau salah orang," Jacky mendengus dan melepaskan tangannya dari perempuan itu. "Aku sedang terburu-buru. Permisi."
"Tidak mungkin! Aku tidak mungkin salah mengenali orang yang pernah menghabiskan malam dengan--"
"--menyingkirlah," geram Jacky, menatap mata perempuan itu tajam hingga Melanie tergagap ke belakang. "Aku tidak mengenalmu."
Eunbi kebingungan. Dia sempat melepaskan lengan Jacky, tapi lelaki itu kembali menggandengnya sambil mengancam Melanie. Eunbi pun baru tau, Jacky bisa semenyeramkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia In Love (Rate M)
FanfictionJeon Jungkook adalah seorang pemuda yang sudah terkenal sebagai seorang bos mafia di Italia sana. Sosoknya yang terkenal kejam tidak lepas dari perlakuan rasis yang dulu sempat dirasakannya. Jung Eunbi adalah mahasiswa fakultas psikologi yang mengin...