Pregnancy

509 91 83
                                    

Eunbi menatap wajah pucat dan kuyu Yuju dengan pandangan tak percaya. Akhirnya, setelah sekian lama Eunbi bisa bertemu lagi dengan sahabatnya itu, meski dalam keadaan tidak sehat.

"Kau yakin? Mungkin kau cuma jetlag," tanya Eunbi, mengkonfirmasi kembali ucapan temannya yang dirasa kurang masuk akal.

"Tidak," sahut Yuju lesu. "Tanggal datang bulanku bahkan sudah lewat."

"Kau sudah periksa?"

"Testpack maksudmu?" Balas Yuju, sebelum kemudian mengangguk pelan.

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Astaga! Dan kau melakukannya dengan siapa? Kau punya pacar di Seoul?" Eunbi mulai mengomel dengan wajah mengerut tidak habis pikir.

"Tidak, hanya one night stand," jawab Yuju enteng. "Tidak kusangka akan menghasilkan."

"Dia tidak memakai pengaman?" Eunbi berdecak melihat ke bodohan temannya itu. "Orang asing pula! Bagaimana kalau dia punya penyakit seksual dan semacamnya?"

"Astaga, tenang saja! Aku tidak merasakan gejala lain kecuali morning sickness!" Sahut balas Yuju lagi.

"Lalu apa? Kau ditinggalkan di pagi harinya? Apa kau bahkan ingat wajah lelaki itu? Astaga Yuju, kau membuat kepalaku pusing!"

"Tidak. Dia baik, bahkan membelikanku sarapan sebelum kami berpisah," sahut Yuju dengan wajah polos. Eunbi menepuk dahinya tidak habis pikir dan gemas. Terkadang, temannya itu sangat sulit untuk dimengerti. "Kau mau lihat fotonya? Pasangan one night standku?"

"Kau sudah gila, ya?" Entah kenapa Eunbi merasa frustasi dengan sikap temannya itu. "Kau tidak keberatan hamil? Disemester terakhirmu kuliah?"

"Tidak, soalnya lelaki itu tipeku sekali! Akan bagus kalau aku punya anak yang mirip dia," kata Yuju, mencari-cari foto di galerinya sementara Eunbi menahan gemas ingin menimpuk kepala Yuju dengan sesuatu.

Memang benar, meski tumbuh dilingkungan yang sama, karakter mereka berdua jelas berbeda. Bagi Yuju, hal semacam itu bukanlah hal tabu dan mudah untuk diterima. Berbeda dengan Eunbi yang di dikte sebagai orang timur yang berbudi luhur.

"Kuharap dia mau bertanggung jawab atas kehamilanmu," gerutu Eunbi pada akhirnya.

"Nah! Ini dia!" Yuju mengulurkan ponselnya pada Eunbi untuk menunjukkan foto seorang lelaki yang pernah menghabiskan waktu bersamanya.

"Nah! Ini dia!" Yuju mengulurkan ponselnya pada Eunbi untuk menunjukkan foto seorang lelaki yang pernah menghabiskan waktu bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Eunbi menyipit, berusaha mengenali sosok itu.

"Tampan, kan? Belum lagi dia punya selera humor yang bagus dan perlakuannya lembut pula!" Yuju meringis sementara Eunbi semakin frustasi. Perempuan itu tidak menyangka, cara Yuju menjadi gila sungguh diluar nalar. "Kenapa wajahmu seperti itu?"

"Sepertinya kau butuh psikolog. Bagaimana kalau kuantarkan ke psikolog kenalanku?" Tawar Eunbi dengan ekspresi mengiba. Yuju mengerutkan wajah bingung, lalu mengambil kembali ponselnya.

Mafia In Love (Rate M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang