I Won't

457 88 92
                                    

Jungkook turun dari mobil yang dikendarai sopir pribadinya, melangkah menuju sebuah gudang tak terpakai di tepi dermaga. Orang-orang berbadan besar yang ada di sekitar tempat itu membungkuk hormat padanya. Setelan jas mahalnya tampak sangat mencolok di tempat yang kotor itu.

Di pintu masuk, berdiri menunggu Victor yang dengan wajah kaku tampak sesantai Jungkook

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pintu masuk, berdiri menunggu Victor yang dengan wajah kaku tampak sesantai Jungkook. Lelaki itu membungkuk sebentar saat melihat Jungkook.

"Signor," sapanya.

"Berapa total orang yang kita tangkap?" Tanya Jungkook, mencari ruangan dimana sandera mereka sekap.

"Dua puluh lima! Dua kali lipat dari yang ditangkap Timothy, Sig," jawab Victor.

"Hooo... Kerja bagus!" Jungkook menepuk bahu Victor sebagai tanpa puas kemudian menyeringai keji pada puluhan orang yang dikumpulkan dalam satu ruangan tanpa ventilasi. "Nah! Siapa dari kalian yang masih ingin hidup?" Jungkook bertanya pada sekelompok orang yang kaki tangannya terikat, begitu juga dengan mata mereka.

"Lincoln Bajingan! Lepaskan kami! Dasar pecundang!" Seseorang perempuan menggeram marah. Seorang anak buah Jungkook langsung menamparnya dan menyuruhnya diam.

Jungkook melirik perempuan itu dengan malas, dan Victor segera memberinya informasi.
"Itu adalah Cassandra, wanita simpanan milik Hero Timothy," bisiknya.

Jungkook langsung tergelak, merasa senang sekali mendengar seseorang yang 'seharusnya' cukup penting juga tertangkap.
"Bagus sekali! Bagus sekali!" Katanya bertepuk tangan. "Tapi, bagaimana dengan orang yang membunuh Capo kita?"

Jungkook masih menyimpan dendam pribadi pada siapapun yang telah membunuh salah satu Capo berharganya. Meski sering mengata-ngatai mereka, Jungkook tidak akan diam jika keluarganya diganggu, apalagi di sakiti.

"Kita mendapatkannya, Sig. Bahkan mendapat tiga Capo pengganti nyawa Capo Ferdinan," jawab Victor lagi. Sekali lagi Jungkook tertawa senang.

"Apa ada sesuatu yang kau inginkan, Victor? Apapun itu, aku akan mengabulkannya!" Ucap lelaki itu, menyeringai lebar.

"Kita memiliki tujuan yang sama, Sig. Saya akan senang dengan kebijakan yang anda pilih nanti," jawab Victor tenang.

"Begitu!" Jungkook kembali mengalihkan perhatiannya pada dua puluh lima orang sandera yang ada disana sambil berpikir. Tiba-tiba senyumnya memudar digantikan raut dingin. "Ambil organ dalam mereka yang layak jual dan buang sisanya. Khusus untuk pembunuh Ferdinan, buat dia menjadi hewan buruan lebih dulu. Aku ingin melihatnya berlarian sambil berputus asa."

Perintah itu segera mendapat anggukan Victor dan beberapa anak buahnya yang mendengar. Beberapa orang segera di geret ke tempat lain, tapi Jungkook bergeming. Hingga kemudian dia teringat sesuatu.

"Oh, Victor, untuk wanita simpanan Hero Timothy, beri dia sedikit kesempatan. Siapa tau ada yang ingin dia bagi dengan kita," pesan Jungkook.

Victor mengangguk sekali lagi sebelum menutup pintu ruangan yang sebelumnya dihuni dua puluh lima orang sandera. Kini, tempat itu hanya menyisakan Jungkook seorang. Lelaki itu mengernyitkan kening teringat hal yang penting lainnya. Dengan cepat Jungkook meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Mafia In Love (Rate M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang