Bab.14 : Ketika Semesta Kembali Berdusta (1)

606 89 55
                                    


.
_________

Hari ini, hujan kembali datang mengguyur ibu kota Seoul. Debit air yang semula turun sedikit perlahan bertambah volume seiring derasnya hujan yang turun. Langit kota Seoul dipukul delapan malam telah sepenuhnya menggelap dengan kilat-kilat petir yang timbul. Banyak orang yang mengeluhkan entitas hujan. Seolah hujan adalah petaka yang menyusahkan hidup mereka.

Namun, Jimin memilih untuk  bersyukur sebab meski hujan turun dan mematikan sebagian aktivitas manusia, Jimin masih sempat melakukan hal-hal menyenangkan bersama sang adik seharian ini sebelum hujan turun dan membuat Jimin menghentikan agenda mereka.

Sepulangnya Jimin dari cafe tadi, Jungkook yang baru menyelesaikan jadwal cuci darahnya tiba-tiba meminta Jimin mengosongkan waktu luangnya sehari penuh.

Katanya, bocah itu ingin mewujudkan hal-hal yang sejak dulu ingin ia lakukan bersama sang kakak. Tetapi terkendala karena renggangnya hubungan persaudaraan mereka.

Daftar hal yang ingin dilakukan bersama :

1. Bersepeda disepanjang sungai Han. √
2. Membeli Lego dan menyusunnya bersama kakak. √
3. Bermain di timezone sehari penuh. √
4. Menonton pertunjukan biola bersama.
5. Memenangkan tiket kupon liburan gratis di lotte world
6. Mengunjungi Namsan tower bersama kakak.

Begitulah kira-kira bunyi dari selembar sticky notes yang berisi tulisan tangan Jungkook tentang hal-hal yang ingin ia lakukan bersama Jimin. Tiga teratas dari daftar yang telah ia beri centang tersebut telah berhasil Jimin penuhi hari ini.

Seharusnya, seluruh daftar yang Jungkook tulis itu bisa Jimin penuhi hari ini. Namun, hujan kembali datang dan membuat mereka terpaksa berhenti di daftar ketiga dalam kertas tersebut.

"Harusnya tiga daftar selanjutnya bisa kita selesaikan hari ini. Tapi karena hujan, semuanya gagal," keluh Jungkook dengan wajah tertekuk masam menatap kertas berisi daftar keinginannya.

"Hei, jangan begitu. Hujan selalu datang membawa keberuntungan," tegur Jimin pada sang adik. Netranya menatap wajah masam adiknya dengan senyum teduh yang tersemat. "Toh lagipula, kita sudah melakukan tiga hal lainnya. Kita bisa melakukan sisanya besok.  Kau juga pasti sudah lelah, bukan?"

Jungkook tidak menanggapi ucapan Jimin. Suasana hatinya sedang dalam kondisi buruk. Jungkook memilih untuk tidak banyak bicara sebab ia sadar betul dirinya tidak bisa menyaring kata-katanya saat dalam suasana hati yang buruk.

Bisa saja ia tanpa sengaja melontarkan kalimat yang menyakiti kakaknya. Jungkook sudah berjanji untuk berubah. Terlebih lagi, hubungannya dengan Jimin baru kembali membaik beberapa hari belakangan.

"Sudah jangan banyak bicara. Hujannya sudah reda, kita harus segera pulang dan memberi makan Kimchi," pungkas Jungkook tanpa menatap wajah Jimin. Bocah itu mendadak teringat pada anak anjing kecil yang di pungutnya tempo hari. Yang kini ia rawat dan di beri nama Kimchi oleh Jungkook.

"Baiklah. Ayo kita pulang, hari sudah semakin gelap." Jimin menyahut dengan segera. Menatap hujan yang kini telah sepenuhnya berhenti dan hanya menyisakan genangan air dan aroma petrikornya.

Jimin bergegas mengambil sepedanya yang tak jauh dari tempatnya berteduh. Pemuda itu menggantungkan beberapa belanjaan miliknya dan juga lego milik Jungkook di stang sepeda dan mengelap boncengan belakang yang akan Jungkook duduki. Memastikan agar pakaian sang adik tidak basah sebelum sampai dirumah.

"Sudah, ayo cepat, Jung! Kita harus bergegas sebelum hujan turun lagi!"

Seruan nyaring Jimin membuat Jungkook tersentak dari keterdiamannya. Bocah itu segera beranjak menghampiri sang kakak kemudian menduduki boncengan belakang sepeda tua Jimin.

SEMICOLON [ Hujan&Januari Series ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang