001. Kilas Balik

1.4K 71 14
                                    

˚୨୧⋆。˚ ⋆˚୨୧⋆。˚ ⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

˚୨୧˚ ˚୨୧˚

Terhitung sudah malam ke tiga, rumah yang tadinya selalu ramai kini hanya menyisakan kesunyian dan hamparan sampah yang berserakan di halaman dan genangan air kolam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah malam ke tiga, rumah yang tadinya selalu ramai kini hanya menyisakan kesunyian dan hamparan sampah yang berserakan di halaman dan genangan air kolam.

Getar panggilan yang entah sudah mencoba berapa kali memanggil sang pemilik, akhirnya berhasil membangunkan laki-laki yang tengah tertidur di sofa ruang tengah, seorang diri.

"Halo, ada apa pak?" ucapnya parau

"punten mas, ini dari kemarin gerbangnya kuncian, apa mas Melvin sama temen-temen belum pulang ke rumah ya? saya mau bersih-bersih"

Melvin mengernyit, badannya ia tegakkan, pandangannya mengedar sembari mengumpulkan seluruh kesadarannya.

"oh, bentar pak, saya jalan keluar"

Melvin membuka gerbang hitam setinggi dua meter itu, mempersilakan bapak yang biasa membersihkan rumah besar itu masuk. Matanya menangkap sebuah kardus yang terbuang di tumpukkan sampah, entah kenapa Melvin dibuat penasaran dengan isi kardus coklat yang tak terlalu besar itu.

Rasa penasarannya semakin menjadi kala melihat kardus itu seolah sengaja di buang diam-diam, karena isolasi yang masih merekat sempurna di atas dan bawahnya. Melvin mengguncangnya sesekali sembari membawanya masuk, sepertinya berisi barang, tapi tidak terlalu berat untuknya.

Melvin menyandarkan punggungnya di sofa, masih mengamati kardus itu, andai saja jika ia tidak sendiri, pasti Chandra dan Haekal sudah datang dan merebutnya, membukanya tak sabaran.

Ah, Haekal, entah apa yang di lakukannya tiga hari ini, laki-laki itu hilang bagai di telan bumi.

Bukan karena Melvin tidak peduli, tapi memang malam itu, usai dari bandara seolah mereka bertujuh menjadi orang asing yang tak lagi saling mengenal.

Bukan karena Melvin tidak peduli, tapi memang malam itu, usai dari bandara seolah mereka bertujuh menjadi orang asing yang tak lagi saling mengenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BEAUTY AND THE BADBOY2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang