Sesampainya Liliana di taman ia merasa terpukau karena taman mansion ini sangat indah.
"Wahh, kenapa taman ini sangat indah Emma?
"Karena, taman ini dulunya milik duchess terdahulu nyonya"
"Owhh pantas saja ini sangat indah" ucap Liliana kagum.
"Betul nyonya, karena taman ini sangat dijaga oleh Duke sebagai peninggalan terakhir duchess terdahulu"jelas Emma
Liliana hanya mengangguk angguk paham, kemudian ia berlarian di taman itu sambil terus tersenyum. Merasa bahagia ditaman itu.
Emma yang melihat sang nyonya begitu bahagia ikut mersa senang. Karena sang nyonya jarang tersenyum semenjak menikah dengan Duke Axton.
"Semoga nyonya selalu bahagia"batin Emma tersenyum.
Disaat sedang asik asiknya, tiba tiba datang lelaki tampan yang berjalan ke arah Liliana yang sedang duduk di hamparan rumput.
"Salam Duchess semoga anda selalu diberi kesehatan dan keselamatan."ucap lelaki itu
Liliana yang mendengar suara itu terkejut, pasalnya tidak ada suara langkah dan tiba tiba bersuara.
Liliana pun menoleh dan tambah terkejut karena ternyata yang memberi ia salam adalah pangeran kedua dari kekaisaran laweyly.
Liliana pun segera bangkit dan memberi salam kepada pangeran Bryan.
"Salam kepada pangeran semoga selalu diberi kesehatan dan keselamatan"salam Liliana kepada pangeran Bryan
"Ah iya duchess"
"Maaf pangeran, kalo boleh tau ada hal penting apa pangeran datang kesini?"tanya duchess Liliana
"Tidak hal penting apapun duchess ,saya kesini karena mendengar anda jatuh
sakit."Jawab pangeran Bryan"Ah begitu"ucap Liliana mengangguk angguk
"Apa yang sedang anda lakukan duchess di taman?"tanya Bryan
"Saya kesini hanya ingin menikmati keindahan taman ini pangeran"sahut Liliana
"Tidak usah terlalu formal Duchess, cukup panggil saya Bryan saja"pinta Bryan
"rasanya sangat tidak sopan pangeran, bagaimana bisa saya memanggil anda dengan sebutan nama tanpa embel-embel pangeran"jawab Liliana tak enak
"Tidak apa-apa duchess, justru saya senang jika anda memanggil nama saya langsung. Lagi pula bukankah kita teman duchess Liliana?"
"Hah ah iya iya b-Bryan"ucap Liliana sedikit gugup
"Ya begitu saja duchess, lebih enak untuk didengar"ucap Bryan senang
"Kalau begitu anda juga harus memanggil saya Liliana saja"
"Tentu Liliana"
Setelah itu mereka saling terdiam, hingga pertanyaan tiba tiba Bryan untuk Liliana yang mengejutkan.
"Emm Liliana apakah kau masih mencintai kakakku?"tanya Bryan
"Hah? maksud mu kaisar?"
"Iya, apakah kau masih mencintai nya?"tanya Bryan kembali.
"Tidak, untuk apa aku mencintai kaisar? disaat aku sendiri memiliki seorang suami"terang Liliana
Bryan yang mendengar itu terkejut. Karena ia tahu betapa tergila gila nya Liliana terhadap sang kakak.
Namun disisi lain ia senang, karena sang teman sudah sadar bahwa ia memiliki suami dan tidak mengejar cinta dari kakaknya.
"Syukurlah kau sudah sadar. Sejujurnya aku kasihan melihat mu selalu diabaikan oleh kakaku. Meski tak jarang kau diusir dan di maki oleh nya"ucap Bryan sedikit meledek pada Liliana.
Liliana yang mendengar itu tidak terima. Pasalnya yang melakukan itu jiwa Liliana asli bukan dirinya ,enak saja kau Bryannn.
"Yak! itu kan dulu tidak usah di ingatkan lagi"ucap Liliana marah
"Baik baik"
Mereka terus mengobrol hingga sore karena keasikan. Tanpa menyadari bahwa hari sudah ingin gelap.
Tiba tiba datang lelaki tampan yang tak lain yaitu Duke Axton. Ia berjalan menghampiri Sang istri dan pangeran.
"Apa yang kalian berdua lakukan.hingga sore begini masih disini?"tanya tiba tiba Duke Axton
Mendengar itu mereka terkejut dan langsung menoleh kebelakang.
Bryan yang melihat Duke Axton segera berdiri untuk memberi salam.
"Salam Duke semoga anda selalu diberi kesehatan dan keselamatan."
"Hm"
Sedangkan Liliana tetap diam saja tanpa memberi salam kepada sang suami. Melihat sang istri diam Duke Axton segera mengajaknya untuk masuk kedalam masion.
"Maaf pangeran jika saya mengganggu anda dengan istri saya, namun saya harus segera mengajaknya masuk karena hari sudah petang."
Bryan yang mendengar itu sedikit salah tingkah, karena ia merasa bahwa ucapan Duke Axton tersirat menyuruh nya untuk pergi.
"Ah iya Duke silahkan. Sepertinya saya juga akan pulang"ucap Bryan salah tingkah
"Ya memang itu harus,karena tidak baik terlalu lama dirumah orang." Jawab Duke Axton tanpa takut kepada lawan bicaranya ini.
Ucapan Duke Axton itu mengejutkan liliana. Pasalnya yang sedang diajak bicara oleh sang suami adalah pangeran kerajaan loh,mengapa ia tidak takut.
"Kalau begitu saya pamit untuk pulang Duke dan duchess Alfield"
"Hm"jawab Duke Axton malas
"Ah iya bryan. Kapan kapan kesini lagi ya"
"Tentu Liliana"
Mendengar panggilan akrab itu, membuat Duke Axton sedikit cemburu. Pasalnya sang istri tidak pernah seperti itu padanya.
Setelah itu Bryan pergi dari hadapan mereka. Dan mereka pun segera masuk kedalam masion.
Selama perjalanan mereka hanya diam saja. Karena canggung, hey mereka tidak pernah sedekat ini. Jadi wajar saja jika mereka canggung.
Mereka berjalan ke arah yang berbeda. Karena memiliki kamar yang terpisah.
______________________Setelah bersiap siap. Liliana lekas ke ruang makan, karena ia sudah lapar.
Sepanjang perjalanan banyak yang menyapa dan ia pun juga balik menyapa dengan semangat.
Sesampainya di ruang makan, Liliana melihat sang suami sudah menunggu.
"Salam Duke, maaf telah membuat anda menunggu"
"Hm"
Setelah mengambil makanan untuk dirinya dan sang suami,makan malam pun dimulai. Mereka makan dalam keheningan.
Selesai makan Duke menyuruh sang istri untuk keruang kerjanya.
"Selesai makan datang lah keruang kerjaku"ucap Duke memerintah
Liliana yang mendengar itu hanya mengangguk karena didalam mulutnya masih ada makanan.
Setelah melihat jawaban sang istri. Ia langsung berlalu untuk pergi ke ruang kerja. Meninggalkan Liliana yang sedang asyik makan.
_______________________
Jangan lupa pencet ⭐
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Antagonis
FantasySialan, apa apaan ini?! kenapa malah Antagonis kesayangan gue sih yang mati!" Disaat sedang sibuk mengumpat, gadis itu tidak menyadari bahwa rumahnya kemalingan. Tiba tiba masuk dua orang maling ke dalam kamar dan menusuk tepat dijantung gadis itu y...