Setelah pembicaraan di taman tadi. Kini Liliana sedang berada di perpustakaan. Bukan untuk membaca buku, namun untuk memikirkan pembicaraan nya tadi dengan Axton.
Flashback on
"Liliana, aku sudah mencintai mu"ucap Axton yang langsung menunduk malu.
"H-hah?"
"Ya, aku memang mencintai mu Liliana. Bahkan sebelum kita menikah aku sudah mencintai mu"ucap Axton sungguh sungguh.
"T-tapi bagaimana bisa? Bukankah selama kita menikah kau selalu bersikap acuh kepadaku?"tanya Liliana bingung.
"Aku memang selalu bersikap acuh padamu, namun percayalah aku mencintaimu bahkan lebih dari diriku sendiri"ucap Axton menyakinkan.
Liliana termangu, sejujurnya ia masih syok akan pernyataan ini. Sebab, di novel tidak diceritakan bahwa Axton mencintai Liliana, justru membenci Liliana karena mengaggap ia hanya perusak nama baiknya.
"Baiklah, namun bisakah kau memberi ku alasan mengapa kau bersikap acuh padaku?"suruh Liliana.
Ia penasaran apa alasan Axton yang selama ini selalu bersikap acuh pada dirinya.
"Aku bersikap acuh padamu bukan karena membencimu. Namun aku takut jika aku menunjukkan rasa cinta ku padamu justru kau membenciku,."ucap Axton.
"Kenapa aku harus membencimu?'tanya Liliana.
"Karena kau dulu begitu mencintai kaisar Danzel, bahkan selama kita menikah kau selalu bersikap acuh dan tidak segan membicara kasar padaku. Hanya karena kau menganggap aku menghalangi langkah mu untuk mendapatkan cinta kaisar"jelas Axton
Mendengar itu Liliana hanya diam, sebab ia bingung ingin menjawab apa. Dan juga dialog ini tidak ada di novel yang ia baca.
Melihat Liliana yang hanya diam saja, membuat Axton gelisah. Berbagai pikiran buruk menghantui pikiran Axton, ia takut bila Liliana membencinya, ia takut bila setelah ini Liliana akan menjauhi nya.
Melihat kegelisahan Axton. Liliana segera menenangkannya.
"Ekhm.... maafkan aku bila sikap ku dulu menyakiti hati dan harga diri mu. Namun percayalah sekarang aku sudah berubah dan aku tidak mencintai kaisar lagi"ucap Liliana sungguh sungguh.
"Apakah kau sudah mencintai ku?"ucap Axton tiba tiba.
"Emm....a-aku tidak tahu"jawab Liliana takut.
"Huffh baiklah, namun ku harap suatu hari nanti kau membalas cintaku"ucap Axton tersenyum.
Melihat senyum itu membuat hati Liliana sakit. Pria sebaik Axton kenapa harus mendapatkan istri seperti Liliana yang asli. Yang bahkan tidak pernah memberi perhatian dan hanya memikirkan kaisar saja.
"Tentu saja aku akan membalas cintamu suamiku, jadi tolong bantu aku untuk mencintai mu"ucap Liliana.
"Tentu saja istriku, dan mungkin beberapa Minggu lagi kita akan mendapatkan kabar bahagia"
"Kabar bahagia? Apa itu?"tanya Liliana penasaran.
"Tentu saja kabar kehamilan mu, apa kau lupa bahwa kita sudah melakukan nya?"jawab Axton menyeringai.
"O-ohh.."sahut Liliana gugup dan maluuu.
"Hahahah kau sangat lucu sayang"
Mendengar itu Liliana makin malu dan salah tingkah.
Flashback off
Begitulah kira kira percakapan Liliana dengan Axton tadi. Membuat Liliana terus memikirkan nya.
Dan semakin dipikirkan semakin membuat hati Liliana senang dan jangan lupa kan pipi yang terus bersemu merah itu.
Hingga membuat pelayan Emma bergidik ngeri melihatnya. Pasalnya nyonya ini terus tersenyum tiada henti. Ia kan takut bila sang nyonya ketempelan setan penghuni perpustakaan.
"Em.. nyonya anda tidak apa apa kan?"tanya Emma hati hati.
"Tentu saja Emma, aku hanya senang saja dengan hari ini"
Mendengar itu Emma kembali tenang. Setidaknya sang nyonya masih sadar dan tidak ketempelan setan penghuni perpustakaan ini.
___________________________
Jangan lupa pencet ⭐
Terimakasih

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Antagonis
ФэнтезиSialan, apa apaan ini?! kenapa malah Antagonis kesayangan gue sih yang mati!" Disaat sedang sibuk mengumpat, gadis itu tidak menyadari bahwa rumahnya kemalingan. Tiba tiba masuk dua orang maling ke dalam kamar dan menusuk tepat dijantung gadis itu y...