Virus (2)

305 29 2
                                    

Di minggu ke dua Virus War mulai merajalela. Kobo memakai headphone miliknya dan bersembunyi di balik meja guru bersama beberapa orang, Anya, Kaela, Zeta, dan Moona. Mereka adalah salah satu dari orang-orang yang selamat dari virus itu.

Lalu mereka serentak mengintip dari balik meja.

"Tutup rapat-rapat telinga kalian guys, jangan biarkan lagu pembawa virus itu masuk ke telinga." Kobo memberi komando.

"Tidak bisa! Suara-suara itu masih terngiang di kepalaku! Jangan-jangan aku sudah terkena gejalanya..!" Teriak Zeta panik.

"Sebenarnya apa yang kita lakukan sih?" Timpal Anya.

"Kita harus kabur dari lagu War, sangat berbahaya."

"Lebay" kata yang dipikirkan Anya, Kaela, dan Moona terhadap Kobo.

"Kenapa kamu sangat ingin lagu itu berhenti? Harusnya kamu bangga karena lagumu terkenal."

"Aku tau, tapi lama-lama bosan. Juga meski iklan itu populer tapi akunya tidak, padahal aku berperan penting di situ! Hmph, mendokusai."

"Kita harus buat gerakan anti kekerasan!" Lanjutnya.

"Kenapa tiba-tiba jadi kekerasan?" Tanya Moona. "Karena kita kan ingin menghentikan War." Jawab Kobo dengan ekspresi bodoh.

Semua diam. "Garing". Mungkin itu kata yang tepat untuk menunjukkan ekspresi mereka.

***

"Oke, kalian lihat kerumunan itu?"

Mereka sekarang berada di lapangan di mana banyak sekali murid-murid yang berkumpul mengadakan kaeaoke kecil-kecilan. Tentunya lagu yang dibawakan adalah lagu Holoped dan dibintangi oleh DJ Reine.

"Ini tempat yang pas untuk kita menyerang. Apa kalian siap?!" Kobo berteriak an hanya dijawab oleh Zeta yang ragu-ragu, "I-Iya!" Sementara yang lain meneteskan keringat.

"Jangan kayak anak kecil deh.." ucap Kaela.

Mereka kembali memantau dari jauh, menyaksikan kerumunan itu asik bernyanyi dan berteriak. Tiba-tiba Reine yang melihat Zeta memanggilnya dan menyuruhnya untuk naik panggung, menciptakan suasana yang makin menjadi-jadi.

Bagaimana tidak, gadis tercantik di sekolah naik ke panggung dan menjadi sorotan semua siswa. Akhirnya Zeta mendapatkan demam panggung dari tatapan tatapan berbinar itu. Dengan gemetar ia mencoba menyapa, "E-ehh... H-hai..."

"..."

"UWOOOOOOOGHH!!!!"

"ZETA CUY!"

"HAI KAK SAPA AKU DONG"

"BOLEH KALI NOMORNYA"

Respon yang luar biasa. Ini mungkin akan menjadi penyakit baru, penyakit terzeta-zeta.

"Si kucing tidak bisa diharapkan..." Celoteh Kobo.

"Ela, kamu- " Kaela pergi, untuk menghalau buaya buaya tidak tau diri itu. Kobo pun memasang wajah datar.

"Moon, Nya, kalian- "

Hilang juga, tidak tau pergi ke mana. Yang jelas kabur dari entitas biru ini. "Tch, sepertinya harus kuselesaikan sendiri."

Akhirnya Kobo pergi seorang diri, melakukan aksinya demi perdamaian dunia. Dengan gaya mencolok, langkah keras yang sengaja ia hentakkan, dan papan suara dengan tulisan yang amat besar. Kobo pun melakukan demo.

Harmoni Anak SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang