Razia

215 28 2
                                    

Hari ini ada razia dadakan karena hari Senin yang lalu tidak diadakan. Semua kerapian dan kelengkapan diperiksa oleh OSIS dan guru-guru. Yang tidak lengkap dalam atribut, membawa barang-barang yang dilarang, dan yang tidak rapi dalam rambut alias gondrong.

Bagi yang tidak melanggar santai-santai saja, tapi bagi yang melanggar langsung panik.

"Kalau aku simpan Nintendo milikku di sini aman tidak ya?"

"Atau di sini saja?"

"Mungkin di dalam sini?" Kaela sibuk bolak-balik di setiap sudut ruangan mencari tempat aman menyembunyikan gadgetnya.

"Titip di kantin aja, Ela!" Kobo menyarankan. "Aku juga simpen di situ kok."

"Nggak, itu udah murahan."

"Kalau gitu kubur aja dalam pot itu! Dijamin mereka gak bakal tau!" Kobo menunjuk sebuah pot tanaman di ujung kelas.

"Ide bagus."

"Dasi aman. Pin aman. Sabuk, lalu kaus kaki juga panjang. Sepatu bersih. Kuku pendek, mengkilap pula. Sip, lengkap!" seru Zeta memastikan semuanya aman.

"Nah, kalau begini kan rapi, gak kayak berandalan lagi. Tinggal pasang dasi," ucap Iofi yang merapikan pakaian Moona. Sekarang ia memasangkan dasi untuknya.

Sementara Iofi sibuk memasangkan dasi, Moona sibuk memerhatikan wajah Iofi dari dekat. Iofi yang sadar merasa tidak nyaman dengan tatapannya.

"Jangan tatap aku begitu, malu tau!"

"Lucu."

"Sudah tuh." Akhirnya Moona selesai ditata dengan baik dan Iofi tersenyum bangga dengan hasil karyanya, sebelum Moona malah menarik dasi miliknya sendiri.

"Ups, rusak lagi deh~"

"... SENGAJA!"

Razia pun dimulai ketika ada OSIS yang memasuki ruangan. Beruntungnya salah satu yang memeriksa kelas mereka adalah Ollie. Mereka berpikir kalau Ollie yang bertugas mungkin akan ada keringanan orang dalam.

Satu persatu murid diperiksa kelengkapan dan kerapiannya. Tidak lupa isi tas mereka diacak-acak- maksudnya diperiksa juga, memastikan tidak ada barang-barang aneh di dalamnya. Terlihat di pintu kelas juga ada Bu M yang memantau sekalian mengabsen murid-muridnya.

"Oke kamu lolos."

Razia ini bagaikan sebuah seleksi. Bagi yang lolos akan selamat dan bagi yang tidak nyawanya terancam.

"Eh kamu."

"Ini apa?" Seorang OSIS menunjukkan tas kecil berisikan riasan dari tas milik Reine.

"Shit, aku lupa menyembunyikan itu."

"Oh, itu mah make up buat gladi resik ekskul drama nanti."

"Owalah, baiklah."

Dengan tipu daya ciliknya Reine berhasil lolos dari inspeksi.

"Moon, kenapa kamu bawa ini ...?" Ollie menggenggam sebuah pisau dari tas Moona.

"Itu pisau. Kalau kamu macam-macam nanti kutusuk."

"O-Oke, deh ... tapi ini aku sita, ya?" Ollie melemper pisau itu ke belakang di mana OSIS pembawa kotak berdiri.

"Kalian aman."

"Kamu juga."

Setelah 10 menit akhirnya pemeriksaan selesai, terkecuali pemeriksaan rambut yang akan dilakukan oleh Bu M.

"Tunggu!" Ollie berseru.

"Sepertinya ada yang tidak beres," lanjutnya sambil menyentuh kacamata palsunya layaknya dalam anime.

Harmoni Anak SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang