Kelas Baru

51 9 10
                                    

Naik kelas. Akhirnya anak-anak ID naik ke tahun ke tiga, di mana ini adalah tahun terakhir sebelum naik tingkat. Karena sistem di sekolah mereka tidak menggunakan rolling, lagi dan lagi mereka satu kelas, di kelas yang sama pula. Entah bagaimana peraturan sekolah ini dijalankan.

Kelas 2-D sekarang telah menjadi kelas 3-D. Yang masih terletak di lantai bawah seberang kantin dan dekat toilet. Posisi yang menguntungkan tapi tidak bisa berkelana dulu jika mau ke toilet.

Meski tidak berganti ruangan, kelas ini akan menjadi sangat memorable suatu hari nanti. Walau kelas dan temannya masih sama, setidaknya guru mata pelajaran ataupun wali kelasnya tidak sama bukan?

"Kenapa saya di sini lagi, sih?" ucap seorang guru yang tengah duduk di meja guru depan kelas, menatap murid-muridnya dengan malas. Melihatnya saja sudah membuat migrain.

"Hei hei, sudah jangan ribut. Jadi seperti yang kalian ketahui, kalian sudah naik kelas dan akan memulai tahun ajaran baru. Lagi dan lagi saya akan jadi wali kelas kalian," ia mengerutkan kening, "dan mengajar mata pelajaran matematika." lalu tersenyum licik.

"Gawat, penyiksaan apa lagi ini?" batin Kobo.

"Karena kalian sudah kelas 3, tolong kerjasamanya untuk lebih disiplin dan jangan buat masalah lain," ucapnya, tidak lain dan tidak bukan ialah bu M

Setelah sedikit pembukaan, mereka pun menentukan struktur organisasi kelas baru. Yang lebih bertanggung jawab dan bisa disogok– mungkin maksudnya yang disiplin dan murah demokrasi jika ada masalah.

Bagian pertama adalah ketua kelas dan wakilnya yang beban.

"Ada yang punya usulan?"

Sebagian besar, malahan hampir satu kelas menunjuk seseorang di ujung kiri. Ia hampir ketahuan sedang ngemil di kelas. Melihat dirinya yang ditunjuk secara bersamaan, membuatnya meneguk ludah sekaligus menelan makanan yang ada di mulutnya.

Tanpa pikir panjang bu M langsung menuliskan namanya di papan tulis. "Moona" terpampang paling atas di sana.

"Kalian semua aku tandain," ucapnya ketus sambil diam-diam memasukkan makanan ke mulutnya.

Kandidat ketua kelas masih satu, tidak ada yang mau mencalonkan diri. Oleh karena itu, Ollie berinisiatif untuk ikut lagi.

"Karena calon selanjutnya udah pasti bakal kalah suara, aku bakal ikutan lagi dan tentunya akan terpilih sebagal wakil. Supaya bisa punya jabatan tapi AFK." Ollie mengangkat tangan, membuat namanya tertulis di depan.

"Aku tau rencana licikmu, Li," ucap Reine datar.

Singkat cerita, pemilihan pun selesai. Dengan hasil akhir, Moona menjadi ketua kelas dan Ollie wakilnya. Juga ada Zeta yang kembali menjabat sebagai sekretaris menjadi 3 periode. Sedangkan sekbid lainnya hanyalah murid-murid random yang terpilih, hanya sebagai pencitraan, tapi yang memang sekiranya cocok.

***

"Jadi kita nggak ada rolling?" heran Kobo.

"Dari dulu sekolah ini memang gak di-rolling. Kamu sih enak baru setahun, lah kami udah 2 tahun sama orang yang sama dan di kelas yang sama pula. Gimana gak bosen?" jawab Ollie.

"Eh, tau gak sih? Kelas lain ada yang dapet murid baru tau! Kira-kira kita ada juga gak, ya?" ucap Risu bersemangat dengan adanya tawaran terhadap murid baru.

"Lah, aku apa?" balas Kobo.

"Kamu tuh murid baru tahun lalu. Beda, dong," jawab Risu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Harmoni Anak SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang