Menginap

203 26 11
                                    

"Kalau seperti ini gimana saat kalian ujian nanti?"

Suasana sepi dan tegang menyelimuti ruangan kelas 2-D. Diam, tak ada yang berani bersuara, semua menatap lembaran kertas di depan mereka. Tinta merah terlukis di atasnya yang menampakkan bilangan-bilangan penentu masa depan.

"Karena kalian di kelas D, bukan berarti nilai kalian juga D. Jum'at ini siapkan diri untuk remedial."

Setelah puas menceramahi, wanita itu, atau yang sudah bisa kalian ketahui yaitu bu M, meninggalkan ruangan.

"Uwaahh!" Semua menghembuskan napas tegang.

"Pasti bakal dimarahin mami nih," keluh Kobo tak bersemangat.

"Mana iya, lagi, auto KDRT, sih." Iofi juga setuju dan tertunduk lemas.

"Udah pasti kena marah. Untung mamaku udah beda alam," celetuk Moona dengan entengnya.

"Moona, nyalain lampunya please ...."

Sebagian besar, mungkin 90 atau 95 persennya mendapatkan nilai di bawah nilai minimal alias KKM. Hanya 4 orang yang mendapatkan nilai di atas. Ya, orang-orang itu adalah anak yang mirip Fang, Ollie, Zeta, dan Kaela?

"Padahal nilaiku 69, itu dikit lagi pas-pasan, loh!" gerutu Kobo. Dirinya tak terima mendapat nilai yang beda tipis dengan KKM-nya.

"Pulpen ini gak ampuh, gacha aku ampas." Kobo membanting pulpen cap cip cup nya ke lantai, membuat benda itu menggelinding sampai ke kaki Kaela yang kemudian diraih olehnya.

"Loh, aku juga pake ini buat jawabnya. Sebagian besar soal malah."

"Pantes, ternyata luck-ku diambil sama dia," balas Kobo datar pada Kaela. Sementara Kaela juga heran kenapa soal yang ia asal jawab bisa benar. Rasanya keberuntungannya sudah lebih dari batas normal.

"Besok kan ada libur dua hari, mau belajar bareng? I mean sambil sleepover gitu." Ollie yang sebelumnya tanpa suara, menyarankan kegiatan selama liburan.

"Gak yakin bakal belajar, tapi ayo," balas Reine setuju.

"Emang mau di rumah siapa?" Anya bertanya.

"Di-"

"Oh oh! Aku mau pilih!" Sebelum Ollie bicara, Kobo sudah memotong duluan, mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

Setelah itu semua diam menunggu Kobo yang sedang menatap mereka satu persatu. Siapakah yang akan terpilih? Semoga bukan aku.

Ia menggerakkan telunjuknya ke masing-masing dari mereka. Berbagai pilihin beserta alasannya muncul di benak Kobo.

Kaela: dekat jurang, serem

Zeta: bosen

Ollie: apalagi ollie

Reine: kapok, ah, nanti dimarahin

Anya: pasti kamarnya anime semua

Iofi: jangan ya dek ya

Risu: pernah mampir, isinya kosong melompong

Moona: ???

Akhirnya telunjuknya berhenti pada Moona yang sedang mengerjakan PR (Push Rank). Mulut Kobo menganga lebar dalam semangat, hendak berseru.

"Jangan!"

Risu dan Iofi menyilangkan kedua tangan bersamaan, tanda penolakan.

"Kenapa kalian yang ribut?"

"Gak apa-apa, kok," balas Moona. Meski matanya masih fokus pada layar, tapi ia mengerti apa yang sedang dibicarakan saat ini.

"Tuh, gak apa-apa! Wlee!" Kobo memasang muka tengil. Sementara Iofi dan Risu hanya membalas datar dengan jengkel.

Harmoni Anak SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang