Setelah melakukan perjalanan kecil ke kelas senior, Kobo dan Zeta kembali ke kelas untuk belajar. Kobo pun mengetuk pintu kelasnya dan langsung membukanya begitu saja. Maklum kelas sendiri.
"Paket! Pencari khodam datang!"
Lalu Kobo memberikan barang yang ia bawa kepada pemiliknya dan duduk di bangkunya yang berada di paling belakang. Ollie yang duduk di depan Kobo berbalik dan bertanya, "Kalian lama juga. Pasti jajan dulu."
"Nggak, tadi ada sedikit kejadian lucu aja," jawab Kobo sambil melirik Zeta yang ada di sebelahnya.
"Gitu kah? Oh iya, kalian udah belajar kan?"
Mendengar pertanyaan Ollie, Kobo seketika memasang muka shock. Karena apa? Karena ia belum belajar tentunya. Kobo hendak berteriak namun sudah dihentikan duluan oleh Zeta dengan menutup mulutnya.
"Gak usah teriak, udah ketebak jawabanmu."
Kobo membalas tapi tidak terdengar karena mulutnya yang ditahan. Akhirnya Zeta melepaskan tangannya dari mulut Kobo.
"Ya udah sih, bisa pakai cap cip cup. Lagian sekarang aku punya pulpen ini." Kobo mengeluarkan sebuah pulpen unik dari tempat pensilnya. Sebuah pulpen yang terdapat suatu bagian berputar di ujungnya dengan bertuliskan huruf-huruf A sampai D di setiap sisinya.
"Wow, nanti aku pinjem, ya? Kemarin materinya cuma kubaca sekali, sisanya aku baca buku manual Cara Mendapat Nilai Bagus Tanpa Belajar," pinta Zeta.
Setelah itu kertas ulangan mulai dibagikan. Semua mengerjakan dengan serius dan sehat tanpa ada kecurangan. Jika dengan guru matematika yang satu ini, tidak ada satu pun dari mereka yang berani menyontek. Satu lirikan kecil saja akan akan langsung disikat.
"Berdasarkan gambar di bawah, diketahui PQ=4 cm dan QR=5 cm. Jika siku-siku di P maka panjang PR adalah? Yang ini gampang, berarti a kuadrat sama dengan c kuadrat dikurang b kuadrat …"
"… 25 dikurang 16 sama dengan 9 berarti jawabannya b, 3 senti meter!" Kobo dari tadi terus bergumam menghitung angka-angka itu demi mencari jawabannya. Tapi ia tidak sadar kalau ternyata suaranya itu dapat didengar oleh murid-murid yang lain.
"Kobo kalau menghitung jangan keras-keras," tegur bu M.
"Aku gak tau harus kasian atau berterima kasih sama kamu, Bo," celetuk Iofi.
"Iofi juga jangan ngobrol, nanti saya keluarin kamu dari kelas."
"Maaf, Bu."
***
Akhirnya ulangan matematika hari ini selesai, tinggal menunggu saja hasilnya minggu depan. Lalu sekarang saatnya jam istirahat.
"Kayaknya si Kobo pede banget, senyum-senyum gitu dia," ucap Kaela.
"Jangan berharap ketinggian aja sih," timpal Moona.
"Gak usah pikirin itu lagi. Ayo jajan!" Kobo berseru, tidak sabar menyerbu surga makanan di sekolah.
Setelah membeli jajan jajanan di kantin, geng HoloID berkumpul di depan kelas untuk botram, bercanda dan bergosip.
"Ollie, kita mau ambil InFocus-nya sekarang atau nanti?" tanya Zeta yang merupakan sekretaris kepada ketua kelas, Ollie.
"Nanti aja kalau disuruh. Takutnya gak jadi presentasi."
"Eh iya ada presentasi! Semoga gurunya gak masuk," ucap Kobo yang berdoa.
"Semoga tiba-tiba sekolah kebakaran atau ada gempa besar jadi kita disuruh pulang." Reine juga berdoa, tapi agak lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni Anak Sekolah
Fanfiction[Fanfiction] Banyak yang bilang masa sekolah adalah masa paling indah. Masa ketika mengalami suka, duka, dan cita bersama teman-teman. Fanfic ini menceritakan keseharian anak-anak HoloID di sekolah Hololive. Jangan lupa bernapas. ⚠️Perhatian⚠️ Menga...