Hari ini Syerina kembali menggunakan angkutan umum dalam aktivitasnya. Karena ternyata sepedanya benar-benar rusak dan harus diperbaiki oleh ahlinya.
Kelas selesai pukul 14.30 karena Syerina memulai kelasnya pada pukul 10.00 tadi. Hari ini hanya 2 mata kuliah saja.
Setelah merasa dirinya sudah selesai merapihkan semua alat tulis dan buku catatannya, Syerina bergegas untuk segera pulang ke rumah. Sepertinya kedua adikknya juga sudah pulang dari sekolah mereka.
Namun, di tengah perjalanannya menuju halte bus, Syerina dikejutkan dengan kedatangan Aksa yang entah darimana datangnya.
Aksa turun dari sepeda motornya, menghampiri Syerina yang sepertinya sedikit menghindari dirinya.
"Ada perlu apa Aksa?" tanya Syerina yang berusaha sopan.
Aksa tersenyum lembut, "gak ada, aku cuma mau ajak kamu pulang bareng. Kebetulan aku nungguin kamu sampe selesai kelas tadi."
Syerina mengurungkan niatnya ke arah halte, ia memutar balik langkahnya dan berjalan ke arah kursi taman yang memang menghiasi atas trotoar di sekitaran kampusnya itu. Aksa meninggalkan sepeda motornya dan memilih mengikuti Syerina yang sekarang sudah duduk di kursi tsb.
"Kenapa gak jadi pulang?" tanya Aksa.
Syerina menghela nafas. "Karena ada kamu, aku mau pulang kalo kamu udah pergi."
"Bareng aku aja? atau kamu gak mau karena aku naik motor hari ini?"
Syerina menggebrak pelan kursi. "Bukan perihal kamu naik motor atau lainnya, ini soal kamu tuh ngelunjak kalo aku kasih kesempatan sekali!"
"Aku memperbolehkan kamu untuk antar aku pulang kemarin, bukan berarti hari ini aku bakal mau kamu ajak pulang bareng lagi Aksa. Dan juga kamu gak perlu tunggu aku selesai kelas cuma karena kamu mau ajak aku pulang bareng."
Syerina sedikit menahan ucapannya, tak lama ia kembali melanjutkan ucapannya. "Jangan kayak menuding aku gitu, seolah-olah aku ini cewek matre sampai kamu bilang aku gak mau pulang bareng kamu karena kamu naik motor. Aku gak masalah Aksa sama kendaraan yang kamu pake, yang jadi masalah itu kamu. Udah cukup sekali aku bolehin kamu antar aku pulang. Ke depannya tolong jangan berusaha mencari kesempatan lagi untuk itu."
"Maaf" hanya satu kata yang terlontar dari mulut Aksa.
Aksa bukan terkejut karena Syerina memarahinya, ia hanya merasa apa benar bahwa dirinya sudah terlalu jauh? apa benar ia mengganggu Syerina dan membuatnya risih?
"Aku risih, tolong gak usah berlebihan sama aku. Simpan aja kebaikan kamu itu buat orang lain Sa."
Syerina meninggalkan Aksa yang kali ini benar-benar diam seribu bahasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
sandhyā | Hamada Asahi
Fanfiction-on going- "Bolehkah aku jadi penikmat tatapan teduh itu? boleh aku yang menjadi penikmat senyum indah itu?" -Aksa Dharmawasa "Kamu dan seni itu sama. Sama-sama indah untuk dilihat tapi juga, sama-sama sulit untuk aku pahami." -Aksa Dharmawasa start...