I never met a sunset I did not like.
"Mas bangun...."
Aksa membuka kedua matanya. Berusaha menetralkan pandangannya, dan melihat sekeliling, di mana kah ia berada. Rupanya ia tertidur di sebuah kursi depan minimarket.
"Masnya ketiduran, ini sudah malem bahaya. Karena ini di pinggir jalan." Aksa mendengar suara yang ia kenal.
Aksa mengangkat kepalanya, menoleh ke arah sumber suara."Syerina?" ucap Aksa dengan suara parau khas orang bangun tidur.
Sang empunya nama pun terkejut saat melihat pria yang ada dihadapannya. "Oh, Aksa."
Aksa langsung membenarkan posisinya, berdiri menyamakan sang puan, kemudian ia meraih tangan Syerina, "lo gak apa-apa? bukannya lo—?"
Syerina langsung melepaskan tangan Aksa, "gak sopan Aksa." Katanya.
Aksa merasa sedikit tidak enak dengan perlakuannya barusan. "Maaf" ucapnya penuh keraguan.
"Gue, liat lo kecelakaan di taman kota tadi Sye." Kata Aksa berusaha menjelaskan.
Syerina mengernyitkan dahinya, menatap sang lawan bicara dengan penuh kebingungan. Netranya menangkap Aksa yang tengah melihatnya dengan tatapan sendu dan penuh ke—khawatiran.
"Kamu mimpi kayaknya, kamu ketiduran di depan sini sedari aku masuk minimarket. Aku kira kamu siapa, sampai aku selesai dan keluar lagi, ternyata kamu masih ketiduran di sini, bahaya Aksa. Barang-barang dan tas kamu bisa dicuri nanti."
"Aku baik-baik aja, aku baru keluar rumah jam 10 tadi. Aksa, ini udah malem, udah jam 11 dan lebih baik kamu pulang." Sambung Syerina.
'Kecelakaan tadi, gue cuma mimpi?' batin Aksa.
"Aku pulang dulu, lain kali kalau mau tidur di rumah. Jangan di pinggir jalan." Ucap Syerina dan setelahnya ia meninggalkan Aksa yang dengan perasaan penuh tanda tanya.
Setelah Aksa memasukkan motornya ke dalam garasi, dirinya langsung bergegas masuk ke dalam rumah. Sudah ada Nila sang adik yang menyambut kepulangan sang kakak dengan penuh amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
sandhyā | Hamada Asahi
Fanfiction-on going- "Bolehkah aku jadi penikmat tatapan teduh itu? boleh aku yang menjadi penikmat senyum indah itu?" -Aksa Dharmawasa "Kamu dan seni itu sama. Sama-sama indah untuk dilihat tapi juga, sama-sama sulit untuk aku pahami." -Aksa Dharmawasa start...