-on going-
"Bolehkah aku jadi penikmat tatapan teduh itu? boleh aku yang menjadi penikmat senyum indah itu?" -Aksa Dharmawasa
"Kamu dan seni itu sama. Sama-sama indah untuk dilihat tapi juga, sama-sama sulit untuk aku pahami." -Aksa Dharmawasa
start...
Syerina menyelesaikan mata kuliahnya dengan baik hari ini. Mengingat dirinya harus membuat pesanan nanti malam, untuk esok hari. Ia berniat akan mampir ke toko bahan kue untuk membeli bahan–bahan yang sudah habis.
Saat berjalan menuruni tangga fakultasnya, Syerina bertemu dengan Aksa yang entah dari mana ia datang, tiba–tiba wujudnya sudah ada di hadapan Syerina.
"Hai" sapanya.
"Eh halo." Balas Syerina.
"Ada kelas lagi gak Sye."
Syerina menggeleng. "Enggak sih, mau langsung pulang aku."
"Makan dulu sebentar yuk? di kantin fakultas aku" ajak Aksa.
Syerina tampak menimang ajakan Aksa.
"Hmm, boleh deh. Gak lama kan ya?"
Aksa tersenyum lebar mendengar jawaban Syerina. "Gak kok, sebentar aja. Habis makan nanti, kamu aku yang anter pulang."
"Yaudah, boleh deh"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terima kasih ya Sye, kamu udah mau obatin aku kemarin." Ucap Aksa disela–sela kegiatan mengunyah makanannya.
Aksa mengangguk dan tersenyum. "Udah kok, makasih ya"
"Aku yang harusnya berterima kasih sama kamu, kamu udah nolong aku malam itu."
"Apalah, udah kewajiban aku nolong kamu Sye"
"Kewajiban apa? kamu kan bukan siapa–siapa aku Sa."
"Iya–iya gak usah diperjelas gitu dong haha"
"By the way, kamu habis beliin Harsya motor baru ya Sye?"
Syerina sedikit terkejut dengan perkataan Aksa. Dari mana laki–laki itu tau.
"Eh, kok kamu tau?" tanya Syerina.
Aksa mengangguk, "maaf ya kalo aku lancang, tapi Harsyi kok yang cerita. Dia bilang kalo kamu gak jadi buka toko kue karena harus beliin Harsya motor baru."
Syerina mengernyitkan dahinya. "Harsyi cerita? dia sedih gak Aksa? dia cerita apa aja ke kamu? dia bilang gak kalo dia sedih karena aku belikan Harsya motor?"
"Enggak kok, Harsyi seneng kalo kamu bisa beliin Harsya motor baru. Tapi, disisi lain dia sedih, sedihnya karena kamu jadi gak bisa buka toko kue lagi"
"Aku salut sama kamu Sye, kamu rela membelakangi urusan kamu demi kedua adik kamu." Lanjut Aksa.
"Aku justru sedih Sa, aku masih kelihatan pilih kasih antara Harsyi dan Harsya. Aku belum bisa bahagian kedua adik aku. Aku masih belum bisa ngasih kebahagiaan yang setara ke mereka."