Syerina berjalan kaki menyusuri jalanan yang saat ini sedikit basah karena malam tadi diguyur hujan yang sedikit deras. Tidak lama, namun cukup membasahi aspal yang ia lewati saat ini. Dirinya diantar oleh taksi online yang hanya bisa sampai depan cluster dan tidak diperbolehkan masuk kalau tidak mempunyai keperluan. Kebetulan Syerina akan mengantarkan pesanan kue ke seseorang yang tinggal di dalam area cluster ini.
Tangannya penuh membawa box dan bungkusan berisi pesanan kue yang dipesan. Tidak adanya sepeda yang bisa ia pakai ini sedikit menyulitkan dirinya sebagai teteh-teteh penjual kue yang biasa mengantarkan pesanannya sendiri.
Syerina menyusuri tiap blok, dan akhirnya menemukan alamat tujuannya. "Rumah warna hijau sage, blok A2 nomor 47." Tegasnya sambil membaca papan nomor yang terpasang pada pintu gerbang rumah customernya ini.
Karena tangannya sedikit penuh, ia agak kesulitan menekan bel, tangannya terus berusaha meraih bel yang posisinya agak sedikit melebihi tingginya.
"Sini aku bantu."
Syerina menoleh ke orang yang barusan menawarkan bantuan kepadanya. "Aksa" gumamnya.
Aksa membuka pintu gerbang, dan mempersilahkan masuk. "Masuk, ini rumahku Sye" katanya sambil merebut paksa bawaan Syerina, Aksa berniat membantu Syerina membawakannya ke dalam.
Lidah Syerina kelu seketika, bagaimana bisa customernya ini adalah Aksa. Apa mungkin ia salah rumah? atau.. argh entahlah, Syerina bingung.
"Aku salah alamat kayaknya deh." Pekik Syerina yang membuat Aksa menghentikan langkahnya.
"Bener kok, yang pesan kue, ibu Mariska kan? itu mama ku. Kalo kamu gak percaya kamu bisa tanya Nila, adikku." Aksa membalikkan tubuhnya dan menghampiri kembali Syerina yang tadi tertinggal.
"Di rumah aku, lagi ada arisan keluarga. Mama aku pesan kue lapis 4 box, brownies 3 box, bika ambon 2 box, risol 40pcs, pastel 20 pcs, bolu gulung 2, sosis solo 40pcs, sama onde-onde 20pcs kan?" Aksa merincikan pesanan sang ibunda.
"Aku bahkan hafal sama apa yang mama aku pesan. Kamu masih gak percaya?" lanjut Aksa.
"Nanti kamu bantu siapin di dapur ya? harus mau."
Aksa meninggalkan Syerina, Syerina mengerjapkan matanya, berusaha menyadarkan dirinya. Kemudian ia menyusul Aksa yang masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang.
Setelah membantu di dapur menyiapkan kue untuk dihidangkan. Syerina berniat pamit pulang pada mama Aksa.
"Syerina, sudah kenal Aksa kan? maaf ya tante gak bilang kalo tante mamanya Aksa. Tante tau kue Syerina enak dari Nila, ternyata barusan tante coba rasanya beneran enak."
"Aduh tante gak apa-apa kok. Maaf karena gak ngenalin kalo tante ternyata mamanya Nila. Harsyi gak pernah kasih tau soalnya. Terima kasih tante sudah bilang kue buatan Sye enak. Kalo gitu Sye pamit ya tante."
KAMU SEDANG MEMBACA
sandhyā | Hamada Asahi
Fanfiction-on going- "Bolehkah aku jadi penikmat tatapan teduh itu? boleh aku yang menjadi penikmat senyum indah itu?" -Aksa Dharmawasa "Kamu dan seni itu sama. Sama-sama indah untuk dilihat tapi juga, sama-sama sulit untuk aku pahami." -Aksa Dharmawasa start...