06.

26 3 0
                                    




"Ini udah yang kedua kalinya bang, lo foto kakak gue sembarangan"

"Okeey gue paham perlakuan gue salah, tapi gue perjelas lagi kalau hobi gue ya emang ambil gambar" Aksa mencoba menjelaskan.

Harsyi tetap tidak terima. "Ya lo bisa cari objek lain? kenapa harus kakak gue? oke gue paham kalau lo juga gak kenal sama orang yang mungkin lo ambil gambarnya tanpa sengaja, tapi apa lo gak takut lo di bilang melakukan pelecehan cuma karena lo ambil gambar perempuan yang gak lo kenal tanpa izin?"

"dunia jaman sekarang itu keras bang. Manusia jaman sekarang mudah cari kesahalan orang lain." Sambung Harsyi.

"Oke-oke Syi? gue minta maaf. Gue bener-bener gak tau kalau itu kakak lo. Gue juga gak tau kalau lo punya kakak."

"Tapi boleh gak, lo izinin gue buat ketemu sama kakak lo?" lanjut Aksa.

"Kak Aksa, jangan macem-macem. Nila aja yang temen dekatnya Harsyi gak pernah ketemu sama teh Syerin di rumahnya. Kalau ketemu juga ya gak sengaja ketemu di jalan aja." bisik Nila.

"Udah diem" sahut Aksa.

Harsyi menghela nafas. "Lo minta maaf secara langsung ya bang sama teteh gue" pinta Harsyi.

"Iya pasti, pasti gue minta maaf langsung sama kakak lo"

"Gue minta alamat lo kalau gitu" sambung Aksa.

"Gak di rumah, lo anak kampus univ priangan kan? ketemu di cafe dekat sana aja, jam 1 siang beliau pulang ngampus. Nanti gue suruh teteh kesana, teteh juga kuliah di sana." jawab Harsyi.

Aksa mengerjapkan matanya berkali-kali. "For real? kakak lo kuliah di tempat yang sama sama gue?" tanya Aksa memastikan.

Harsyi menganggukkan kepalanya. "Jangan macem-macem sama kakak gue, fyi gue banyak kenalan orang sana."

"Duh, iya-iya. Lo jangan nyeremin gitu deh Syi, calon adek ipar." Ucap Aksa meledek lalu matanya tertuju pada adiknya, Nila.

"KAAAAAAAAAAAAAK"

Harsyi masuk ke dalam rumah, mencari kakaknya yang selalu ia sayangi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Harsyi masuk ke dalam rumah, mencari kakaknya yang selalu ia sayangi itu.

"Tehhhhhhhh" ucapnya sedikit berteriak sembari mencari Syerina di setiap sudut rumah.

"KENAPA A, TETEH DI DAPUR" teriak Syerina dari arah dapur.

Harsyi berlari ke dapur untuk menemui Syerina.

"Teh besok kuliah kan? jangan naik sepeda ya. Pulang kuliah teteh tunggu di cafe purnama dekat kampus teteh ya. Nanti aa susul kesitu, aa anter langsung ke rumah Bu RT juga nanti, biar langsung ngajar les pulangnya."

Syerina bingung dengan permintaan adiknya ini. "Gak usah a, kan teteh biasa naik sepeda. Aa juga kan baru pulang sekolah jam segitu"

"TEH ATUHLAH NURUT SAMA AA YAA" pinta Harsyi.

"Berangkatnya gimana dong?" tanya Syerin.

"Sama aa, atau gak bang Harsya besok. Kalau bang Harsya gak gamau nanti sama aa aja"

"Lo aja, gue males bulak baliknya." Ujar Harsya tiba-tiba.

"Lagi kenapa si? biasanya juga teteh naik sepeda" sambung Harsya.

"Udah diem deh kalau gak mau nolong mending gak usah kepo" omel Harsyi.

"Emang perhitungan banget lo jadi adek, gak tau diri" ketus Harsyi.

"Berisik lo, teh abang minta uang dong"

"Kerjaan lo minta uang terus, paling buat pacaran" sarkas Harsyi.

"Tuh tau" jawab Harsya santai.

"Udah-udah, abang anter brownies dulu ke rumah Bu Dinda ya? beliau bayar sisanya 30 ribu nanti. Abang ambil aja nanti uangnya" jawab Syerina.

"Kurang teh, abang kan mau ngajak jalan Cala"

"Pacaran kok pake duit orang, duit sendiri lah" sindir Harsyi.

"Teteh adanya segitu bang, maaf ya? atau ajak Cala jalan-jalannya besok aja gimana? besok teteh ada pesenan dari Bu RW, nanti uang dpnya buat abang"

Harsya berdecak. "Ck. Gak usah lah, udah abang berangkat pake uang 30 ribu itu aja, mana sini browniesnya."

"Yeu sialan, gak ada sopan-sopannya lo bang sama yang lebih tua, udah teh Harsyi aja yang siapin."

"Ya udah a, makasih ya. Abang juga, maafin teteh. Makasih ya udah mau bantuin teteh" ucap Syerina lembut.

"Hm"
















H e L o D a i L y

sandhyā | Hamada Asahi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang