"Bhim, jadi besok kafe tutup?" Tanya Aji, memastikan maklum Kafe Batas Kota menjadi tempatnya melepas penat setelah seharian bekerja.
"Iya, lima hari tutup." Jawab Bhima.
"Liburan nih si Bhima." Seloroh Doni. Bhima tersenyum tipis.
"Libur ke mana, Bhim?" Tanya Aji.
"Belum tau."
"Nggak balik?" Kini Doni yang bertanya.
"Males." Jawab Bhima singkat.
"Males ditanyain kapan married ya, Bhim?" Doni memastikan.
"Heeh."
"Makanya coba cepet cari calon." Nasihat Doni.
"Iya ntar kalau udah mood." Sahut Bhima asal. Kedua temannya itu membulatkan mata.
"Sableng dasar." Doni geleng-geleng kepala.
"Gimana emaknya nggak keder. Anaknya model begini." Aji menimpali.
"Hooh bener." Anggun Doni.
"Nggak jalan-jalan?" Aji kembali bertanya.
"Nggak ada temen." Jawab Bhima sembari mengetuk-ngetukkan balpoinnya ke atas meja.
"Ya lu sih libur beda sendiri. Kita libur lu lembur. Bagian kita lembur ehh malah lu yang libur." Ujar Doni.
"Ya mau gimana lagi?!" Bhima menyahut.
"Alih profesi." Timpal Doni cepat.
"Skill sama passion gue di sini."
"Iya ya susah." Doni manggut-manggut sedang Aji semenjak beberapa saat yang lalu lebih asyik menyimak.
"Nggak apa-apa. Lagian seru mau ke mana juga nggak kena macet. Tempat wisata, hotel, tempat makan dipastikan normal nggak padat jadi bebas." Tutur Bhima yang terkesan menghibur dirinya sendiri.
"Iya sih." Cengir Doni.
***
Shasa bersiap. Berawal dari hobi jalan-jalan dan wisata kuliner dengan prinsip mendang mending akhirnya membawa Shasa pada sebuah pekerjaan yang menyenangkan. Ia menjadi seorang konten kreator spesial travelling dan kulineran untuk kaum mendiang mending.
Apa itu kaum mendang mending? Itu sebuah kiasan Shasa dalam mendeskripsikan target market kontennya. Di mana konten-kontennya Shasa lebih diperuntukan untuk pemirsa yang butuh info atau rekomendasi hotel, tempat wisata, tempat makan yang cukup enak, cukup nyaman, cukup asyik tapi dengan harga terjangkau.
Seperti biasa di beberapa momen aplikasi booking hotel selalu mengadakan potongan harga yang fantastis. Shasa tidak melewatkan hal itu dan kini ia tengah bersiap untuk berangkat ke kota Yogyakarta. Ia mendapat penginapan murah di sana. Rencana ia akan menjajal wisata dan kuliner selama satu minggu.
"Jadi berangkat?" Tanya Aji via panggilan videonya sore ini.
"Jadi dong."
"Coba pas aku bisa cuti. Aku temenin."
"Nggak apa-apa."
"Hati-hati ya?"
"Iya."
"Titip hati juga."
"Heh?!" Shasa mengerutkan dahi.
"Iya titip hati aku, jangan ditinggal terus jangan sampai ketinggalan juga."
"Iyaaaa." Senyum Shasa mengembang.
"Berangkat kapan?"
"Besok pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Lelakimu
RomanceJangan bermain api jika tidak mau terbakar. Mungkin itu pepatah yang cocok untuk Bhima dan Shasa. Karena permainan mereka, mereka akhirnya terlibat dalam masalah hati. Shasa pun harus memilih antara Aji, tunangannya atau Bhima yang tidak lain adalah...