"Sha...." Erina dan Bela melambaikan tangan memanggil Shasa yang baru tiba di Kafe Batas Kota. Shasa tersenyum lebar sembari balas melambai dan berjalan mendekat.
"Maaf telat." Ucap Shasa.
"Tumben telat?!" Sahut Bela.
"Iya tadi ada sesuatu dulu."
"Untung telatnya cuma sepuluh menit kalau lebih takut nggak keburu briefing." Ujar Erina.
"Gaya... briefing." Cebik Bela.
"Emang apalagi namanya? Gladi resik?!" Kelakar Erina yang membuat Bela dan Shasa tergelak.
Shasa memang secara khusus meminta bantuan dua teman kuliahnya dulu, Erina dan Bela, untuk menemani dirinya nongkrong di Kafe Batas Kota. Shasa ingin tahu pergerakan Aji di belakang dirinya. Untuk itu sengaja ia dan kedua temannya duduk di pojok ruangan. Dan jika nanti mereka ketahuan, Shasa akan pura-pura bodoh dan pura-pura tidak tahu jika Aji sering menghabiskan waktu bersama Doni di kafe tersebut.
Shasa duduk membelakangi pintu masuk juga main room kafe. Tapi ia sudah menyiapkan sebuah cermin lipat bak kaum hawa yang akan touch make up. Karena di mejanya selain cermin lipat, ada sebuah bedak padat dan juga lipstik.
Bhima mempertajam penglihatan saat Shasa mengeluarkan alat tempurnya dan menyimpannya di atas meja. Ya Bhima beberapa menit yang lalu sengaja melihat tayangan cctv kafe melalui ponselnya. Bhima memang diberi akses untuk bisa memantau juga dari jarak jauh sama seperti pemilik kafe.
Butuh beberapa menit sampai ia mendapatkan posisi kamera yang pas untuk melihat keberadaan Shasa. Dan kini sudut bibirnya terangkat saat melihat Shasa sedang bersiap untuk memperbaiki riasannya.
***
"Sha, datang." Bisik Bela.
"Ada bukan?"
"Iya."
"Sama siapa?"
"Sendiri." Jawab Bela ragu. "Ehh bertiga. Yang dua kayaknya datang barengan." Ralatnya kemudian.
Shasa segera mengarahkan cermin lipatnya. Tampak Aji dan Doni beserta seorang perempuan tengah mencari tempat duduk. Shasa terus memperhatikan melalui pantulan cermin.
"Permisi." Seorang pramusaji menghampiri.
"Iya." Sahut Erina.
"Ini." Pramusaji tersebut meletakan sebuah piring putih nan datar berisi potongan cake.
"Pesanan siapa?" Tanya Erina pada pramusaji juga kedua temannya. Baik Bela maupun Shasa langsung menggeleng.
"Ini untuk Kak Shasa dari Pak Bhima." Ujar pramusaji itu menjawab pertanyaan Erina.
"Heh?!" Shasa terkejut.
"Selamat menikmati." Ucap pramusaji tersebut sembari pamit berlalu.
"Sha, Bhima siapa?" Tanya Erina.
"Bukan Bhima temennya Aji yang kita pernah ketemu di acara engagement lu kan?" Cerca Bela. Shasa nyengir.
"Iya Bhima itu." Ujar Shasa pelan.
"Kok?!" Erina mengernyitkan kening.
"Ceritanya panjang tapi yang bikin aneh, kenapa pramusaji itu tahu kalau Shasa itu gue. Perasaan gue baru ke sini deh." Ujar Shasa sembari mengingat-ingat.
"Bhima nya di mana emang?" Tanya Bela.
"Di rumah dia." Jawab Shasa cepat.
"Ahh ada di sini kali." Timpal Erina tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Lelakimu
RomanceJangan bermain api jika tidak mau terbakar. Mungkin itu pepatah yang cocok untuk Bhima dan Shasa. Karena permainan mereka, mereka akhirnya terlibat dalam masalah hati. Shasa pun harus memilih antara Aji, tunangannya atau Bhima yang tidak lain adalah...