AL 4

79 15 1
                                    

"Makasih ya?!" Ucap Shasa sesampainya di shuttle travel Sukabumi.

"Bareng." Sahut Bhima sembari menahan koper Shasa.

"Heh?!" Shasa mengerutkan kening.

"Kita pesen taksi online dengan tujuan tempat kamu dulu baru tempat aku." Terang Bhima.

"Nggak usah." Tolak Shasa cepat.

"Udah tanggung. Ini udah otw drivernya." Bhima segera menunjukkan layar ponselnya pada Shasa.

"Nggak apa-apa nih mampir ke tempat aku dulu taksi onlinenya?" Shasa bertanya untuk memastikan dengan perasaan agak sungkan. Takut merepotkan.

"Nggak." Geleng Bhima. "Udah malam juga, nggak bagus cewek jalan sendirian." Sambung Bhima. "Ehh kost Putri Bungsu kan?" Tanya Bhima karena seingat dirinya pernah melihat Shasa turun dari ojek online tepat di depan kost-an putri terbesar di kota Sukabumi itu.

"Iya."

"Takut salah." Cengir Bhima yang membuat Shasa tersenyum lebar.

Tidak lama kemudian taksi online yang dipesan Bhima pun sampai. Bhima segera membantu Shasa memasukan koper ke bagasi mobil.

"Yuk?!" Ajaknya kemudian sembari membukakan pintu mobil untuk Shasa.

"Makasih." Ucap Shasa yang diangguki saat itu juga oleh Bhima.

"Istirahat dulu abis itu baru edit video." Ujar Bhima saat taksi online mereka tengah membelah jalanan malam kota Sukabumi.

"Hehehe iya."

"Butuh bantuan?" Tanya Bhima serius.

"Nggak usah. Udah biasa edit sendiri."

"Tapi kalau berubah pikiran kirim pesan aja. Aku pasti bakal bantuin."

"Oke." Shasa mengacungkan ibu jarinya. "Ehh sampai. Duluan ya?! Makasih banyak lho."

"Sama-sama. Makasih juga kamu udah bantuin aku dan mau to do list nya aku rombak total."

"Bisa aja. Ohh iya ongkosnya...?!"

"Udah dibayar via aplikasi."

"Ihh kebiasaan."

"Nggak apa-apa, sesekali traktir kamu."

"Bukan sesekali tapi hampir tiap kali selama kita barengan." Sahut Shasa.

"Udah sana. Pokoknya istirahat dulu ya?!"

"Siap. Kamu juga. Semangat besok kerjanya."

"Oke." Bhima tersenyum sembari mengangguk.

***

Aji kembali membuka menu pembaharuan status di aplikasi hijaunya. Tetap tidak ada pembaharuan status dari tunangannya itu. Ia pun memutuskan mengirimi Shasa pesan.

Aji
Sha, kamu baik-baik aja kan?!

Shasa yang hendak merebahkan diri di atas tempat tidur mengerutkan dahi mendapat pesan dari Aji. Tapi berhubung ia kelelahan, Shasa tidak langsung menjawab. Baru esok paginya ia membalas pesan Aji itu.

Shasa
Maaf semalam ketiduran, capek soalnya baru nyampe.

Aji membaca ulang pesan dari Shasa sebelum ia akhirnya memutuskan menelepon Shasa pagi itu.

"Kamu udah pulang? Udah ada di Sukabumi?" Cerca Aji saat sambungan teleponnya terhubung.

"Iya, semalam nyampe."

"Bukannya besok ya baru pulang?"

"Dicepetin." Jawab Shasa.

"Dipadatin acara di sananya?"

"Iya."

"Pantesan aku dicuekin."

"Maaf."

"Iya nggak apa-apa yang penting kamu udah pulang dengan selamat dan dalam kondisi sehat. Ya udah kamu istirahat lagi, aku kerja dulu. Nanti sore aku ke kost-an kamu."

"Oke."

***

Bhima sesekali melihat isi galerinya secara berulang. Sudut bibirnya terangkat melihat hasil jepretannya kemarin selama menemani Shasa.

Pantesan tuh anak keliatan happy terus. Kerjaannya seseru itu. Batin Bhima.

"Woy..." Doni menepuk pundak Bhima cukup keras membuat Bhima terperanjat.

"Ehh lu."

"Yang abis libur lima hari. Kangen gue."

"Heh?!"

"Kangen nongkrong di sini maksudnya." Doni memperjelas maksud ucapannya. Sudut bibir Bhima terangkat beberapa sentimeter.

"Sendiri aja, Aji mana?" Tanya Bhima.

"Nyamperin si Shasa katanya."

"Ohh..."

Dan di tempat lain yang mana tempat tinggal Shasa kini memang duduk sepasang kekasih di area teras kost. Aji dan Shasa tengah berbincang.

"Bentar." Ujar Shasa sembari beranjak meninggalkan Aji untuk masuk ke dalam kamarnya. Tapi tidak lama kemudian ia kembali dengan sebuah paperbag dan langsung menyerahkannya pada Aji.

"Apa ini?!" Tanya Aji sembari mengintip isi paperbag yang ia terima.

"Oleh-oleh buat kamu."

"Bisa ya jadwal padat tetep belanja oleh-oleh?"

"Bisa, kan emang ada satu waktu full main di Malioboro jadi bisa sekalian cuci mata, belanja -belanja." Cengir Shasa.

"Ohh..."

Shasa sudah terbiasa jika Aji tidak akan bertanya lebih mengenai pengalamannya berpergian. Apalagi bertanya proses editing sehingga obrolan mereka pun terkesan random.

Sebenarnya Shasa ingin Aji segera pamit pulang itu karena ia ingin segera mengerjakan tugasnya untuk mengedit video. Tapi rupanya Aji masih betah duduk di hadapan Shasa.

Duuuh gimana ini masa diusir tapi kalo aku ngedit di depan dia, dia suka manyun, suka protes bilang aku nyuekin. Tapi aku harus edit video biar cepet tayang. Batin Shasa.

Lama sampai akhirnya Aji yang merasa mulai mengantuk itu pun pamit. Setelah sebelumnya sempat makan malam bersama Shasa. Makan malam nasi goreng yang biasa berjualan tepat di depan kost-an Shasa jika malam hari.

Hmmmm.... Shasa mengela nafas kasar. Bergadang sih ini judulnya. Batinnya sembari menyalakan laptop.

Shasa tiba-tiba ingin update status. Sebuah gambar laptop yang menyala dengan caption, mari lembur.

Bhima yang bersiap pulang dari kafe itu tidak sengaja melihat pembaharuan status Shasa. Ia pun segera mengirimi gadis itu pesan.

Bhima
Butuh bantuankah? Minimal butuh temen bergadang?

Aku LelakimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang