Bhima diam-diam menelepon Shasa. Benar saja, nomor Shasa tidak bisa dihubungi. Shasa menonaktifkan ponselnya. Dia ke mana? Batin Bhima. Mendadak Bhima khawatir terlebih langit terus menggelap.
Sedang Shasa, ia tengah asyik memilah pakaiannya. Sudut bibirnya kadang terangkat saat melihat pakaian lamanya. Ada rasa rindu ingin kembali mengenakan pakaian-pakaian tersebut tapi karena tuntutan pekerjaannya sekarang, ia lebih nyaman memakai pakaian oversize dibanding yang mencetak badan.
Shasa terus memilah sembari packing pakaian yang akan ia bawa nanti. Ya Shasa memutuskan akan pergi traveling lusa. Karena malam ini luang, ia memilih packing lebih awal.
Sembari packing, ia nyalakan kembali ponselnya tepat saat jam dinding menunjukkan pukul sepuluh malam. Shasa sengaja menonaktifkan ponselnya tadi dengan tujuan menghindar dari Aji. Karena rasa kesalnya belum berkurang apalagi menghilang. Ia tahu betul kapan Aji sibuk dan kapan Aji tidur. Sehingga ia baru menyalakan ponsel di saat-saat itu.
"Sha, kamu di mana itu?" Tanya Bhima cepat saat panggilan videonya tersambung.
"Di kost-an. Ada apa?"
"Kenapa dari tadi hp kamu nggak bisa dihubungi?"
"Lowbat."
"Kamu... Bikin khawatir aja."
"Hehehe..." Cengir Shasa.
"Ehh itu kamu mau ke mana?" Bhima mengerutkan dahinya melihat di atas tempat tidur Shasa ada sebuah koper lengkap dengan beberapa potong pakaian yang sudah terlipat rapi.
"Ngonten."
"Ngonten di mana?"
"Di Bandung."
"Kapan?"
"Berangkat lusa."
"Berangkat Kamis aja. Aku temenin." Ujar Bhima tanpa pikir panjang.
"Nggak ahh. Kamu kerja aja. Masa dari kemarin bolos terus." Shasa menggeleng.
"Kamis jadwal aku libur."
"Nggak usah. Lagian aku nginep."
"Berapa hari?"
"Tiga hari."
"Lama amat?!" Protes Bhima.
"Nggak lama, normal kok." Elak Shasa yang memang terbiasa traveling dua sampai empat hari lamanya.
"Dapat penginapan di mana aja? Biar aku cek."
"Tenang, ini aman. Udah biasa dipake para backpacker atau vlogger traveling kok." Shasa mencoba menenangkan.
"Ya udah hati-hati ya?!" Bhima akhirnya mengalah.
"Iya." Angguk Shasa. Panggilan pun terputus karena Bhima meminta Shasa segera istirahat. Terlebih malam memang semakin larut.
***
"Sha...." Panggil Aji pagi ini.
"Ehhh...."
"Kamu ke mana aja?" Tanya Aji antara khawatir juga lega dan senang akhirnya bisa bertemu Shasa.
"Nggak ke mana-mana." Jawab Shasa datar, masih terkontaminasi rasa kesalnya pada Aji perihal touring.
"Kenapa? Aku ada salah?"
"Nggak." Bohong Shasa.
"Bener?"
"Tumben pagi-pagi udah di sini. Nggak ngantor?" Shasa balik bertanya karena biasanya jarang bahkan tidak pernah Aji menghampiri dirinya sebelum berangkat kerja seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Lelakimu
RomanceJangan bermain api jika tidak mau terbakar. Mungkin itu pepatah yang cocok untuk Bhima dan Shasa. Karena permainan mereka, mereka akhirnya terlibat dalam masalah hati. Shasa pun harus memilih antara Aji, tunangannya atau Bhima yang tidak lain adalah...