AL 33

294 21 13
                                    

"Mau nggak?" Tanya Bhima. "Pura-pura." Tekannya. "Bantuin aku dari Anya juga Cindy. Termasuk nyelamatin hubungan Shasa sama Aji." Terangnya kemudian.

"Maksudnya?" Tanya Erina dan Bela bersamaan.

"Soal Anya dan Cindy. Aku jujur jengah sama tingkah mereka berdua akhir-akhir ini. Terlebih aku nggak punya perasaan sama keduanya. Dibaekin takut disangka PHP. Dicuekin, nggak enak juga mereka temen dari temen aku. Lagian setau aku Doni suka ke yang namanya Cindy." Ujar Bhima panjang lebar membuat Erina juga Bela manggut-manggut. "Nah selain itu, aku jujur jadi ngerasa salah udah deket sama Shasa di belakang Aji sampai sikonnya jadi panas kayak gini. Sampai kalian tau sendiri, Aji bisa nuduh aku seemosinal itu ."

"Kamu sih?!" Seru Bela.

"Yaitu makanya aku pengen menebusnya." Timpal Bhima.

"Dengan pura-pura pacaran sama Erina?" Tanya Bela memastikan sembari melirik sahabatnya itu selain Shasa.

"Ya nggak ada cara lain." Bhima angkat bahu.

"Aku pikir kamu beneran suka Shasa dan bakal berusaha dapatin dia dari Aji." Seloroh Erina.

"Aku nggak mau munafik, aku sayang sama Shasa. Bukan cuma aku, tapi keluarga besar aku juga sayang sama dia semenjak pertama kali bertemu. Tapi ya mau gimana lagi, Shasa udah ada yang punya. Salah aku udah maksa masuk ke hari-hari dia." Tutur Bhima.

"Lu gini karena tau sikon Shasa yang sebenarnya kan?" Tuding Bela yang kembali ke setelannya, gue-lu.

"Aku udah tau dari lama mereka suka gituan. Aji sendiri yang ngomong ke aku sama Doni. Aku sampai sempet minta Shasa buat stop. Aku bilang, yang udah, udah aja dan jangan diulang. Tapi emang sulit sih, mereka udah jauh." Ujar Bhima kemudian. Tatap Erina dan Bela terus menusuk tajam ke arah Bhima.

"Kamu nggak mau usaha dapatin Shasa?" Tanya Erina penasaran.

"Aku udah pernah coba bahkan di saat aku ngerasa begitu deket sama dia, aku pernah minta dia milih, aku atau Aji. Tapi dia nggak bisa jawab dan menyiratkan dia berat ke Aji." Cerita Bhima.

"Emang lu pernah minta dia milih?" Tanya Bela memastikan.

"Pernah, bukan sekali malah tapi berulang kali. Makanya aku mutusin lakuin ini biar dia bahagia dan baik dia maupun Aji nggak ngerasa keganggu lagi sama adanya aku." Ujar Bhima sembari menarik nafas terlebih dahulu sebelum melanjutkan ucapannya. "Oya dan aku sekalian mau minta tolong sama kalian berdua. Tolong jaga Shasa ya, karena mulai besok aku bakal jaga jarak dari Shasa. Kebukti kan aku ada, Aji sama sekali nggak nongol lagi. Sedang Shasa dari tadi nyari Aji. Pokoknya titip, ada apa-apa cepet kabari aku. Dan soal selisih biaya rumah sakit, aku udah konfirmasi ke pihak rumah sakit buat hubungi aku saat Shasa memang udah diperbolehkan pulang." Tutur Bhima panjang lebar.

***

"Yang bener kamu?" Eti membulatkan mata setelah mendengar cerita Rini.

"Iya."

"Ya udah mending batalin aja, mumpung Aji nya juga mau pisah."

"Iya ya?!"

"Iya. Lagian Teteh mah yakin dia lakuin bukan cuma sama Aji, jadi Aji nggak perlu ngerasa salah." Ujar Eti berapi-api.

"Iya aku juga kepikiran ke sana. Nggak mungkin seinstans itu."

"Nggak. Kita dulu juga perasaan nggak itu." Pungkas Eti.

***

"Bhim...." Panggil Aji yang sore ini sengaja datang ke Kafe Batas Kota untuk menemui Bhima.

"Kenapa?" Tanya Bhima datar.

"Gue tau lu punya hati sama Shasa. Mulai sekarang nggak perlu main belakang, nggak perlu lu nikung gue, nggak perlu main rebut juga. Gue serahin Shasa ke lu secara sukarela." Tutur Aji dengan sudut bibir terangkat sedikit.

Bhima mengatupkan rahang mendengar Aji berbicara seperti itu. Ia bukannya senang tapi ada emosi yang berusaha ia tahan saat ini. Bagaimana  tidak, ia merasa Shasa begitu direndahkan oleh Aji tapi ia harus bisa menahan diri, karena saat ini ia sedang berada di tempat kerja dan dalam posisi bekerja. Sedang Aji sore ini adalah tamu kafe. Ia tidak mau gegabah.

"Iya." Sahut Bhima sembari balik badan dan langsung berlalu tanpa pamit.

Bhima memilih kembali ke ruang kerja. Sesampainya di sana segera ia hempaskan tubuhnya di atas sofa. Ia menarik nafas dalam-dalam beberapa kali dengan mata terpejam. Sampai akhirnya panggilan dari Erina masuk.

"Bhim, Shasa."

"Shasa kenapa?" Tanya Bhima cepat.

"Shasa didatangin keluarga Aji, mereka membatalkan rencana pernikahan dan memutuskan pertunangan mereka sepihak. Shasa syok." Jawab Erina panik.

"Aku ke sana sekarang." Seru Bhima.

***

Bhimaaa kamu pasti bisa 🤭😁

Hai... Hai... Hai...
Sampai juga kita di akhir cerita

Epilog nya ada di sebelah ya
Hayoo yang pengen epilog panjang, tuh di sana, cek aja tautan link di profil aku paling atas.

Happy Reading ❤️
See you again...

Aku LelakimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang