AL 18

71 14 4
                                    

"Nya, udah nyambung?" Tanya Cindy penasaran saat ia kembali menelepon Anya. Maklum tadi Anya sempat mengatakan Bhima sulit dihubungi.

"Udah."

"Terus... Terus...?!"

"Dia lagi istirahat di luar kafe."

"Sama tuh cewek atau sendirian?"

"Sendirian."

"Lu yakin?" Cindy memastikan.

"Iya."

"Terus....?"

"Lu kayak juru parkir lama-lama. Terus... terus... aja."

"Ya kan gue penasaran."

"Ya gitu. Akhirnya gue bilang mau revisi hari, acaranya jadi Sabtu bukan Minggu. Terus gue juga jadinya janjian nanti sore di kafe buat pembayaran."

"Lu sore mau ke Kafe Batas Kota lagi?"

"Iya mau pembayaran kata gue juga. Makanya cepetan transfer ya?! Gue tunggu."

"Oke... Oke... Tapi di kafe jangan macem-macem ya. Bhima punya gue." Cindy memperingatkan.

"Ambil sana. Gue nggak minat sama model cowok begituan. Angin-anginan." Cebik Anya.

***

Sepanjang perjalanan dari rumah Bhima ke kost Putri Bungsu, Shasa dan Bhima tampak banyak diam. Baru saat mobil menepi tepat di depan kost yang sudah beberapa tahun menjadi tempat tinggal Shasa, gadis itu buka suara.

"Nih..." Shasa mengembalikan ponsel Bhima.

"Pegang aja."

"Kamu....?!"

"Aku ada laptop, bisa pantau pake laptop. Itu pegang aja. Biar kamu tenang juga." Ujar Bhima santai. "Besok baru aku ambil, sekalian aku antar kamu ke shuttle."

"Ohh... Iya."

"Udah sana masuk. Cek lagi barang yang mau dibawa. Jangan lupa itu milkbathnya dimakan." Pesan Bhima.

"Oke. Good luck ya buat acaranya nanti. Jangan lupa makan nanti."

"Siap."

Shasa keluar dari mobil Bhima. Mobil itu pun mulai melaju meninggalkan Shasa yang masih berdiri di sana. Shasa cepat-cepat ke kamar. Perasaannya campur aduk hari ini.

Shasa mulai menyantap milkbath yang dipesan Bhima untuknya. Ia menikmati betul tiap suapan sembari memantau cctv kafe. Beberapa menit kemudian laki-laki yang tadi mengantarnya pulang itu muncul di kafe. Terlihat ia langsung sibuk mengarahkan team yang hendak mendekorasi ruangan. Shasa tersenyum simpul.

***

Jam lima lebih sekian menit Anya sampai di Kafe Batas Kota. Ia pun langsung mencari sosok Bhima. Bhima yang sadar betul Shasa bisa memnatuanya mencoba menjaga sikap.

Anya mengernyitkan kening mendapati sikap Bhima yang datar tidak seperti tadi siang. Bahkan saat sudah selesai, Bhima segera pamit kembali mengawasi persiapan acara.

Lagi sibuk kali ya? Batin Anya yang segera menuju kasir untuk melakukan pembayaran.

"Mau ada acara ya, Mbak?" Tanya Anya penasaran.

"Iya."

"Orang penting?"

"Iya."

Ohh pantes, batin Anya sembari manggut-manggut.

Tanpa Anya sadari ada seseorang yang tersenyum puas melihat Anya ditinggalkan begitu saja oleh Bhima dari pantauan cctv kafe.

"Syukurin emang enak dicuekin, jangan sok kecakepan deh." Cetus Shasa kegirangan.

Aku LelakimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang