AL 20

84 19 12
                                    

"Sha, aku atau Aji?" Tanya Bhima tiba-tiba tanpa melepaskan pelukannya.

"Heh?!" Shasa cukup terkejut dengan pertanyaan Bhima tersebut.

"Aku atau Aji?" Ulang Bhima penuh penekanan.

"Nanya apaan?" Tanya Shasa tidak begitu mengerti.

"Nggak mungkin kan kita gini terus?! Aku atau Aji?" Desak Bhima yang membuat Shasa menelan saliva.

"Bhim...."

"Please jawab." Tuntut Bhima.

"Udah malam, mending kita istirahat. Sana ke kamar kamu." Shasa mendorong dada bidang laki-laki yang tengah memeluknya itu.

Bhima mendadak bungkam akan tetapi matanya terus menatap lekat Shasa.

"Ayo, biar besok nggak kesiangan. Kamu ke Sukabumi lagi jam berapa?"

"Belum tau."

"Yuk ahh kita istirahat." Seru Shasa sembari pura-pura menguap.

Bhima perlahan melepaskan pelukannya. Lalu ia pun pamit menuju kamarnya. Dan sepeninggal Bhima, Shasa mendadak lemas. Terngiang-ngiang pertanyaan Bhima beberapa menit yang lalu. Bhima?!

Sedang Bhima yang sudah sampai di kamarnya itu terus mengatupkan rahang. Percaya diri Shasa berpaling padanya membuat ia malam ini kecewa saat Shasa tampak kebingungan dengan pertanyaan darinya tadi.

***

"Ayo sarapan." Ajak Bhima saat bertemu Shasa di area restoran hotel pagi ini.

"Aku udah." Jawab Shasa mencoba biasa.

"Kapan?"

"Tadi sekalian shoot biar leluasa karena masih sepi." Shasa beralasan.

"Ohh..."

"Ehh aku duluan." Pamit Shasa akhirnya.

"Sha." Tahan Bhima cepat dengan cara memegang tangan gadis itu. "Bisa temenin aku..."

"Sorry aku belum selesai beres-beres. Bentar lagi mau checkout soalnya." Potong Shasa yang mana ia menolak untuk menemani Bhima sarapan pagi ini. Bhima menarik nafas panjang.

"Maaf atas pertanyaan aku semalam. Nggak seharusnya aku nanya kayak gitu. Karena tanpa ditanya pun jawaban kamu udah pasti Aji, tunangan kamu. Maaf." Sesal Bhima yang membuat keduanya hening seketika.

***

"Si Ateu Shasa lagi di Bandung ya?!" Entah pertanyaan entah pernyataan yang terlontar dari bibir Alvian, keponakannya Aji.

"Jalan-jalan terooos." Timpal Eti, Mama Alvian. Yang tidak lain kakak ipar Aji.

"Maklum konten kreator." Sahut Rini, kakak perempuan Aji.

"Artis YouTube." Cibir Eti.

"Awas jalan-jalannya pake uang si Om." Cetus Alvian sembari mengambil pisang goreng yang terhidang di atas meja. Hari ini ia memang belajar dari rumah karena kelas XII tengah menjalani ujian akhir.

"Nah itu Ateu juga khawatirnya dikasih sama si Om." Timpal Rini.

"Pasti atuh, Teh. Masa nggak, A Aji mah apalagi baik gitu, keliatan sayang sama Teh Shasa." Desi yang tadi menyimak kini ikut buka suara. Desi calon istri Adi, adik Aji.

"Padahal udah enak-enak kerja kantoran." Eti terus bersuara.

"Atuh kerja kantoran mah dari pagi sampai sore. Nggak akan bisa jalan-jalan." Rini menambahkan.

"Bener nggak ya dia digaji sama YouTube?!" Ujar Eti bernada penasaran.

"Kalau digaji juga nggak gede setau Desi mah. Soalnya temen Desi juga ada yang jadi konten kreator, bayarannya nggak seberapa. Itu juga tergantung penonton." Tutur Desi.

Aku LelakimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang