BAB 16

31 5 0
                                    

Happy reading!

~🌻🌻🌻~

........

"CK! Kenapa sih si Arif lebih pinter dari gue soal agama? Kalo masalah muka, ya jelas gantengan gue lah kemana-mana. Pokoknya gue harus pinter agama juga."

Rafka kini sedang mengendarai motor nya dengan kecepatan sedang. Ucapan alisha ketika memuji Arif didepannya masih terbayang-bayang sampai saat ini. Oh ayolah, apakah rafka cemburu?

Diem Lo author! pokoknya gue gak mau tau, endingnya gue harus nikah sama alisha! Awas aja kalo nikah nya sama si Arif😡

Mohon bersabar saudara rafka, ini aku juga lagi mikir gimana kelanjutan ceritanya. Orang cerita ini gak ada yang nge vote, kan sedih😭

Rafka menghentikan motor nya tepat di depan sebuah mesjid. Laki-laki itu melihat ada seorang ustadz yang sedang mengajari anak-anak mengaji.

Perlahan kedua kaki nya mulai memasuki mesjid itu. Terdengar lah bacaan surah-surah pendek yang sedang mereka baca.

Tak berselang lama, mereka pun selesai mengaji. Anak-anak itu langsung pulang berhamburan keluar mesjid untuk kembali pulang ke rumah nya masing-masing.

"Kamu sedang apa nak?" Rafka terlonjak kaget saat guru ngaji itu kini berada di samping nya.

"Astagfirullah, pak ustadz ngagetin saya aja."

Pria paruh baya berpeci putih itu terkekeh pelan saat melihat ekspresi anak remaja yang satu ini.

"Maaf kalo saya ngagetin kamu. Sedang apa kamu disini?"

Rafka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sa-saya, saya mau belajar ngaji. Pak ustadz guru ngaji kan?"

Ustadz Ahmad pun tersenyum senang. Padahal penampilan rafka saat ini seperti orang nakal. Tapi ternyata laki-laki itu berniat baik ingin belajar mengaji.

Rafka menyalimi tangan ustadz Ahmad.
"Perkenalkan nama saya rafka pak ustadz."

"Saya Ahmad, kamu bukan orang sini ya?" Tanya ustadz Ahmad yang tidak pernah melihat rafka datang ke mesjid ini.

"Iya, saya kebetulan orang baru di tempat ini. Saya ngekos di tempat nya Bu Yuli."

"Oh begitu ya. Pantes saja saya gak pernah melihat kamu."

Mereka pun akhirnya masuk ke dalam masjid yang begitu menenangkan. Rafka duduk berhadapan dengan bapak berwajah damai itu.

"Pak ustadz, saya ingin memperdalam ilmu agama saya. Karena sedari kecil, saya gak pernah di ajarkan tentang agama oleh orang tua saya. Saya bisa sholat pun, belajar nya lewat hp. Jadi saya mohon, bantu saya untuk menjadi lebih baik."

Pak Ahmad menepuk pundak rafka pelan. Ia begitu kagum dengan kejujuran anak muda di depan nya. Wajah nya memang tampan, tapi kalo tidak mempunyai ilmu agama buat apa juga kan?

"Pertama sebelum mempelajari ilmu agama, kamu harus niatkan ini semua karena Allah. Jangan karena hal lain atau kepentingan pribadi kamu. Kamu mau belajar agama karena Allah kan?"

ketika aku mengenalmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang